Harga Emas Meroket: Kekhawatiran Global dan Suku Bunga Dorong Kenaikan

Harga emas global terus menanjak dalam dua minggu terakhir, mencapai US$3.355,48 per troy ounce pada hari Jumat. Sebelumnya, harga sempat menyentuh level tertinggi di US$3.368,59. Ketidakpastian geopolitik menjadi pemicu utama, dipicu oleh kebijakan tarif impor baru yang diumumkan oleh Presiden AS untuk Kanada dan kemungkinan tarif untuk mitra dagang lainnya.

Langkah-langkah tarif ini mengguncang sentimen pasar, mendorong investor mencari perlindungan di aset safe haven seperti emas. Seorang ahli strategi emas global dari State Street Global Advisors memperkirakan harga emas akan bergerak antara US$3.100 dan US$3.500 pada kuartal ketiga tahun ini, dengan paruh pertama tahun ini yang sangat kuat untuk emas dan saat ini memasuki fase konsolidasi.

Prospek pelonggaran kebijakan moneter di AS juga turut memperkuat daya tarik emas. Gubernur Federal Reserve membuka peluang pemangkasan suku bunga, dengan pasar memperkirakan penurunan hingga 50 basis poin pada akhir tahun. Lingkungan suku bunga rendah membuat aset non-yielding seperti emas menjadi lebih menarik.

Selain emas, logam mulia lainnya juga mengalami lonjakan harga. Perak naik 3,9% menjadi US$38,46 per ounce, level tertinggi sejak September 2011. Platinum menguat 2,8% ke US$1.399,13, dan palladium melonjak 6,5% menjadi US$1.216,12. Kenaikan ini didorong oleh lonjakan tarif tembaga yang menyebabkan pasokan menipis dan aliran modal dari pasar berjangka ke pasar fisik.

Spekulasi tentang pengumuman kebijakan besar terkait Rusia juga menambah sentimen positif. Jika pernyataan tersebut menyangkut sanksi terhadap pasokan logam asal Rusia, terutama palladium, reli harga bisa berlanjut.

Dengan banyaknya ketidakpastian yang meliputi kebijakan perdagangan global dan arah suku bunga, emas dan logam mulia lainnya diperkirakan akan mempertahankan daya tariknya dalam beberapa bulan mendatang.

Scroll to Top