Ukraina Menyerukan Sanksi Lebih Ketat Setelah Serangan Udara Masif Rusia

Ukraina kembali menghadapi gempuran serangan udara besar-besaran dari Rusia. Presiden Volodymyr Zelensky mengungkapkan bahwa ratusan drone dan puluhan rudal jarak jauh diluncurkan ke wilayah Ukraina dalam semalam.

Zelensky mendesak komunitas internasional untuk menjatuhkan sanksi yang lebih keras guna menghentikan agresi Rusia. "Dua puluh enam rudal jelajah dan 597 drone serang diluncurkan, mayoritas adalah Shahed buatan Iran," ujarnya.

Angkatan Udara Ukraina mengklaim berhasil menembak jatuh sebagian besar serangan tersebut, tepatnya 319 drone Shahed dan 25 rudal. Namun, beberapa serangan berhasil mengenai target, menghantam "lima lokasi" yang belum dirinci lebih lanjut.

Zelensky menekankan bahwa tindakan tegas, bukan hanya sekadar sinyal, diperlukan untuk mengakhiri konflik yang telah berlangsung sejak Februari 2022. Ia secara spesifik menyerukan sanksi bagi pihak-pihak yang membantu Rusia memproduksi drone dan memperoleh keuntungan dari penjualan minyak. Ekspor minyak merupakan tulang punggung perekonomian Rusia, terutama di tengah sanksi Barat.

Sebelumnya, otoritas Ukraina melaporkan serangan rudal dan drone besar-besaran yang menargetkan wilayah barat. Kyiv menyebut serangan tersebut sebagai yang terbesar sejak invasi Rusia dimulai pada tahun 2022. Angkatan Udara Ukraina mengonfirmasi skala serangan tersebut, menyoroti wilayah Volyn dan kota Lutsk sebagai target utama. Serangan dimulai pada malam hari dan berlanjut hingga dini hari, melibatkan total 741 senjata udara, termasuk 728 drone Shahed dan 13 rudal.

Scroll to Top