Pangkalan Militer AS di Qatar Rusak Akibat Serangan Rudal Iran

Jakarta – Kementerian Pertahanan Amerika Serikat (AS) akhirnya mengakui Pangkalan Udara Al Udeid di Qatar mengalami kerusakan setelah dihantam serangan rudal dari Iran. Pengakuan ini menjadi yang pertama kalinya setelah insiden yang terjadi bulan lalu.

Menurut pernyataan dari juru bicara Kemhan AS, Sean Parnell, kerusakan yang terjadi pada Pangkalan Udara Al Udeid tergolong minimal, meliputi peralatan dan struktur bangunan. Meskipun demikian, Parnell memastikan bahwa tidak ada korban luka dalam insiden tersebut.

"Ada kerusakan ringan pada peralatan dan struktur di pangkalan. Tidak ada korban luka," ungkap Parnell.

Pangkalan Udara Al Udeid tetap beroperasi penuh dan menjalankan misinya bersama Qatar untuk menjaga keamanan serta stabilitas di kawasan.

Serangan rudal Iran ini terjadi pada 23 Juni lalu, dengan total 19 rudal diluncurkan sebagai balasan atas serangan AS terhadap tiga situs nuklir Iran sehari sebelumnya.

Qatar mengklaim bahwa 18 rudal Iran berhasil dicegat oleh sistem pertahanan udara gabungan Qatar dan AS. Namun, satu rudal berhasil menembus pertahanan dan menghantam kubah geodesik (radome) yang melindungi Modernized Enterprise Terminal (MET).

MET merupakan perangkat komunikasi penting senilai jutaan dolar yang menyediakan layanan suara, video, dan data. Perangkat ini menghubungkan personel militer di wilayah tanggung jawab Komando Pusat AS (CENTCOM) dengan para pemimpin militer di seluruh dunia.

Berdasarkan analisis citra satelit, radome MET dilaporkan hancur akibat serangan tersebut.

Serangan AS terhadap fasilitas nuklir Iran dipicu oleh desakan Israel, yang menuduh Iran melakukan pengayaan uranium mendekati tingkat pembuatan senjata nuklir. Meski intelijen AS tidak menemukan bukti Iran memproduksi senjata nuklir, serangan tetap dilancarkan dengan tujuan melenyapkan kemampuan nuklir Iran.

Scroll to Top