Pekanbaru – Lembaga Adat Melayu Riau (LAMR) memberikan Anugerah Adat Ingatan Budi kepada Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo melalui ritual tepuk tepung tawar. Acara ini berlangsung meriah di Balai Adat Melayu Riau, Kota Pekanbaru, pada hari Sabtu, 12 Juli 2025.
Tepuk tepung tawar merupakan tradisi adat Melayu sebagai bentuk syukur dan permohonan restu untuk peristiwa penting. Kali ini, prosesi sakral itu dipersembahkan dalam rangka penganugerahan adat kepada Kapolri.
Setelah mendengarkan sambutan dan penjelasan mengenai makna Anugerah Adat, Jenderal Sigit mengikuti pembacaan warkah Anugerah Adat Ingatan Budi oleh Ketua Umum MKA Marjohan Yusuf. Acara dilanjutkan dengan pemasangan tanjak, selempang, keris, dan pingat, serta prosesi tepuk tepung tawar.
Tanjak melambangkan kehormatan, selempang sebagai simbol keagungan dan perlindungan, keris sebagai lambang kekuatan, dan kalung pingat sebagai ikatan persaudaraan. Jenderal Sigit kemudian menerima tepuk tepung tawar dengan percikan air dan taburan dedaunan serta bertih, yang masing-masing mengandung makna kebaikan. Daun Ati-ati, contohnya, melambangkan kehati-hatian, kewaspadaan, dan kecermatan.
Kapolri Jenderal Sigit didampingi Kapolda Riau Irjen Herry Heryawan dalam prosesi ini. Pemasangan tanjak dilakukan oleh Ketua Umum MKA LAM Riau Datuk Seri Marjohan Yusuf, pemasangan selempang oleh Gubernur Riau Datuk Seri Setia Amanah Abdul Wahid, sedangkan keris dan pingat dipasangkan oleh Ketua DPH LAM Riau Datuk Seri H Taufik Ikram Jamil.
Setelah itu, Jenderal Sigit dan istri duduk di peterakna, membuka kedua tangan ke atas untuk menerima upacara tepuk tepung tawar. Tokoh adat seperti Gubernur Abdul Wahid, Datuk Seri H Marjohan Yusuf, Datuk Seri Taufik Ikram Jamil, Sultan Pelalawan Haji Tengku Besar Kamaruddin, Seri Paduka Yang Dipertuan Agung Raja Gunung Sahilan XII H Tengku Muhammad Nizar yang diwakili Putera Mahkota Teguh Heryanto, serta tokoh masyarakat lainnya turut serta dalam prosesi ini.
Dalam sambutannya, Jenderal Sigit menyampaikan apresiasi atas anugerah yang diterimanya. Beliau memaknai anugerah tersebut sebagai amanah untuk memberikan pelayanan terbaik kepada masyarakat.
"Bagi saya, anugerah adat ini mengandung makna mendalam sebagai harapan, tanggung jawab moral, dan amanah yang semakin meneguhkan semangat Polri untuk terus memberikan layanan terbaik kepada masyarakat," ujar Jenderal Sigit.
Ia juga memuji LAM Riau yang konsisten melestarikan nilai-nilai Melayu sejak berdiri pada 6 Juni 1970. Menurutnya, nilai-nilai tersebut adalah jati diri dan penuntun arah bangsa.
Kapolri berharap LAM Riau terus menjaga toleransi dan gotong royong, serta menjadi simpul perekat persatuan dan kesatuan.
"Saya juga berharap agar Lembaga Adat Melayu Riau dapat terus menjadi garda terdepan dalam memupuk semangat kerukunan, toleransi, dan gotong royong, serta terus menyebarluaskan pesan perdamaian, sehingga keluarga besar Lembaga Adat Melayu Riau dapat menjadi simpul-simpul perekat persatuan dan kesatuan bangsa," pungkasnya.