Washington D.C. – Lebih dari 1.300 pegawai Departemen Luar Negeri (Deplu) Amerika Serikat (AS) diberhentikan dari pekerjaan mereka. Suasana haru dan air mata mewarnai kepergian para pegawai dari kantor Deplu di Washington.
Para diplomat dan staf memberikan tepuk tangan perpisahan kepada rekan-rekan mereka yang meninggalkan gedung, dalam suasana emosional di kantor pusat departemen yang bertanggung jawab atas kebijakan luar negeri AS dan jaringan kedutaan global. Beberapa pegawai terlihat menangis saat mereka keluar sambil membawa barang-barang pribadi mereka.
Seorang pejabat Deplu AS mengonfirmasi bahwa 1.107 pegawai negeri sipil dan 246 pegawai diplomatik Dinas Luar Negeri terdampak PHK ini. Kabar pemecatan disampaikan melalui email.
Presiden AS, Donald Trump, telah memerintahkan perampingan di tubuh Deplu. PHK ini terjadi setelah Mahkamah Agung membuka jalan bagi pemerintahan Trump untuk melaksanakan rencananya merombak departemen-departemen pemerintah.
Sejak kembali menjabat, Trump menjadikan pengurangan tenaga kerja federal AS sebagai prioritas utama. Pemangkasan drastis dilakukan melalui Departemen Efisiensi Pemerintah (DOGE).
Menteri Luar Negeri Marco Rubio menyatakan departemen kebijakan luar negeri terlalu kompleks dan perlu dikurangi sekitar 15 persen.
Asosiasi Layanan Luar Negeri Amerika (AFSA), serikat pekerja yang mewakili pegawai Deplu, mengecam keputusan ini sebagai "pukulan telak bagi kepentingan nasional."
"Di tengah ketidakstabilan global yang hebat, Amerika Serikat memilih untuk memangkas tenaga kerja diplomatik garda terdepannya," kata AFSA dalam sebuah pernyataan, menambahkan bahwa mereka menentang keputusan ini dengan keras.
Departemen Luar Negeri AS mempekerjakan lebih dari 80.000 orang di seluruh dunia pada tahun sebelumnya, dengan sekitar 17.700 di antaranya bekerja di dalam negeri.