Ayatollah Ali Khamenei, Pemimpin Tertinggi Iran, mengecam keras tindakan militer Israel yang menewaskan warga Gaza saat mereka berusaha mendapatkan bantuan makanan di lokasi distribusi. Khamenei menyebut tindakan tersebut sebagai "genosida murahan yang dihitung dengan presisi Barat," melalui unggahan di Telegram.
Khamenei menyatakan bahwa Israel telah menempatkan warga Palestina di Gaza dalam pilihan yang mengerikan: mati di bawah reruntuhan karena kelaparan, atau ditembak saat mencoba memperoleh bantuan makanan. "Sebuah bangsa yang sebelumnya mati karena bom mahal kini meregang nyawa di antrean makanan akibat peluru yang harganya tak seberapa," tegasnya.
Insiden terbaru terjadi pada hari Jumat (11/7), di mana 10 warga Palestina dilaporkan tewas ditembak saat mencari bantuan makanan di lokasi distribusi di Gaza. Menurut data Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), kejadian ini menambah jumlah kematian serupa menjadi hampir 800 dalam enam minggu terakhir.
Israel mulai melonggarkan blokade bantuan total pada akhir Mei. Sejak saat itu, Yayasan Kemanusiaan Gaza (GHF), sebuah organisasi yang didukung oleh AS dan Israel, secara efektif menggantikan jaringan pengiriman bantuan yang dipimpin oleh PBB.
Sering dilaporkan bahwa pasukan Israel menembaki orang-orang yang mencari bantuan. Badan pertahanan sipil Gaza melaporkan bahwa 10 warga Palestina tewas ditembak saat menunggu di titik distribusi bantuan di dekat kota Rafah, Gaza selatan.
PBB, yang menolak bekerja sama dengan GHF karena kekhawatiran bahwa lembaga tersebut dirancang untuk melayani tujuan militer Israel, menyatakan bahwa 798 orang telah tewas saat mencari bantuan antara akhir Mei dan 7 Juli, termasuk 615 orang yang tewas "di sekitar lokasi GHF".
"Ketika orang-orang mengantre untuk mendapatkan pasokan penting seperti makanan dan obat-obatan, dan ketika mereka dihadapkan pada pilihan antara ditembak atau diberi makan, hal ini tidak dapat diterima," kata juru bicara kantor hak asasi manusia PBB di Jenewa.