Fenomena Aura Farming: Dari TikTok hingga Panggung Internasional Pacu Jalur

Jakarta: Istilah "aura farming" mendadak viral di media sosial global, dipicu oleh video Rayyan Arkan Dikha, bocah 11 tahun dari Riau, yang menari di haluan perahu saat lomba Pacu Jalur. Aksinya yang ekspresif, percaya diri, dan tenang memicu pujian warganet, menjulukinya sebagai representasi sempurna dari "aura farming."

Awalnya hanya dikenal sebagai tradisi lomba perahu di Sungai Kuantan, Pacu Jalur kini mendunia berkat video tersebut. Paduan budaya lokal dan gaya ekspresif yang digandrungi Generasi Alpha, membuat fenomena ini viral.

Memahami Esensi Aura Farming

"Aura farming" adalah tindakan berkelanjutan untuk membangun citra keren, berkarisma, atau penuh "aura", yang justru tampak berlebihan dan dibuat-buat. Istilah ini berasal dari bahasa gaul internet di kalangan komunitas X/Twitter, Instagram, dan TikTok sejak pertengahan September 2024. Konsep ini populer di kalangan penggemar anime dan selebritas yang meniru gaya pamer demi memperkuat eksistensi di dunia maya.

Contohnya, karakter anime seperti Piccolo (Dragon Ball) dan Killua (Hunter X Hunter) yang berpose aneh dalam pertarungan, seolah berusaha membuat orang terkesan dengan tindakan ekstrem.

Penggunaan awal istilah ini tercatat di TikTok pada Januari 2024, ketika seorang pengguna mengunggah video bowling dengan gaya dramatis dan ekspresif. Di X/Twitter, seorang pengguna menyebut rapper Duke Dennis sedang "aura farming" saat bergaya dengan buah anggur. Tindakan kecil yang tidak berkontribusi langsung pada kegiatan utama, namun dilakukan penuh gaya untuk membangun citra, dianggap sebagai inti dari aura farming.

Rayyan Arkan Dikha: Ikon Aura Farming di Pacu Jalur

Tren ini meledak ketika video Rayyan Arkan Dikha (Dika) viral di TikTok. Dalam video, Dika berdiri di haluan perahu Pacu Jalur, mengenakan pakaian serba hitam dan kacamata hitam, menari dengan gerakan khas yang berulang-ulang. Gayanya yang tenang dan penuh aura mengundang pujian dan peniruan dari berbagai penjuru dunia.

Video tersebut dengan cepat meraih jutaan penayangan, menginspirasi ribuan konten serupa, bahkan dari tokoh internasional. Bintang NFL, Travis Kelce, menyamakan gaya Dika dengan tarian golnya. Pemain sepak bola nasional AS, Diego Luna, menirukan gaya itu dalam selebrasi gol.

Sebagai apresiasi, pemerintah Provinsi Riau menunjuk Dika sebagai Duta Pariwisata Riau dan memberinya beasiswa.

Pacu Jalur: Lebih dari Sekadar Tradisi

Pacu Jalur adalah lomba perahu tradisional dari Kuantan Singingi, Riau, yang telah ada sejak abad ke-17. Biasanya diikuti oleh puluhan tim dengan belasan pendayung dan seorang "Tukang Tari" di haluan perahu. Peran Tukang Tari adalah menyemangati dan memberikan ritme bagi pendayung melalui gerakan simbolik. Dalam budaya lokal, posisi ini dianggap penting dan sakral.

Kini, berkat viralitas Dika, Pacu Jalur menjadi sorotan dunia sebagai simbol ekspresi dan kreativitas. Aksi Dika yang menari dengan percaya diri merepresentasikan keberanian dan identitas generasi muda Indonesia.

Media internasional menyoroti bagaimana istilah Gen Alpha ini menemukan konteks baru dalam tradisi kuno. Aura farming, yang berakar dari internet slang, menjelma menjadi jembatan budaya antara tradisi dan dunia digital. Aksi seorang anak Indonesia berhasil menyedot perhatian global dan memperkuat posisi Pacu Jalur sebagai simbol kebanggaan nasional.

Dari tren Generasi Alpha hingga diplomasi budaya, kisah Dika membuktikan bahwa bahkan gerakan kecil pun bisa berdampak besar—selama dilakukan dengan penuh aura.

Scroll to Top