Saat membahas kemegahan arsitektur dan ambisi pembangunan gedung tinggi, China memimpin di kancah global. Dengan ribuan bangunan vertikal, Negeri Tirai Bambu ini mendominasi lanskap perkotaan dunia, jauh melampaui negara-negara ekonomi kuat lainnya, termasuk Amerika Serikat.
Lalu, bagaimana posisi Indonesia dalam persaingan bergengsi ini?
Data terbaru dari Council on Tall Buildings and Urban Habitat (CTBUH) memberikan gambaran jelas tentang kekuatan masing-masing negara dalam pembangunan urban.
China: Raja Langit Tak Terbantahkan
China menduduki posisi pertama dengan selisih signifikan, membuktikan statusnya sebagai raksasa konstruksi dunia. Dengan populasi 1,35 miliar jiwa dan luas wilayah 9,7 juta km persegi, kepadatan penduduknya mencapai 139 jiwa per km persegi. Namun, yang paling menakjubkan adalah jumlah gedung pencakar langit:
- Gedung 150 meter ke atas: 3.497 unit
- Gedung 200 meter ke atas: 1.271 unit
- Gedung 300 meter ke atas: 122 unit
Hong Kong menjadi pusat utama gedung tertinggi di China, simbol kemajuan ekonomi dan kepadatan urban yang ekstrem. Dominasi ini menunjukkan ambisi besar China dalam urbanisasi dan pembangunan infrastruktur modern.
Amerika Serikat (AS), yang dulunya pelopor gedung pencakar langit, kini berada di posisi kedua, jauh di bawah China. Dengan populasi 317,5 juta jiwa dan luas wilayah 9,8 juta km persegi, kepadatan penduduknya lebih rendah (32 jiwa per km persegi).
- Gedung 150 meter ke atas: 909 unit
- Gedung 200 meter ke atas: 247 unit
- Gedung 300 meter ke atas: 31 unit
New York City tetap menjadi kota dengan gedung tertinggi terbanyak di AS, sebagai salah satu pusat keuangan global. Tetapi, pertumbuhan pembangunan vertikal di AS tidak sepesat China.
Negara-Negara Pesaing Lainnya
Beberapa negara lain juga menunjukkan ambisi signifikan dalam pembangunan pencakar langit.
Uni Emirat Arab (UEA), meskipun populasinya relatif kecil (5,4 juta jiwa), sangat agresif membangun gedung super tinggi.
- Gedung 150m+: 345 unit
- Gedung 200m+: 159 unit
- Gedung 300m+: 37 unit
- Kepadatan penduduk: 65 jiwa per km persegi
Malaysia, dengan populasi 30 juta jiwa:
- Gedung 150m+: 319 unit
- Gedung 200m+: 73 unit
- Gedung 300m+: 6 unit
- Kuala Lumpur menjadi etalase arsitektur modern.
Jepang, dengan populasi besar 127,1 juta jiwa:
- Gedung 150m+: 283 unit
- Gedung 200m+: 51 unit
- Gedung 300m+: hanya 2 unit
- Tokyo adalah kota tertinggi.
Korea Selatan, dengan populasi 50,2 juta jiwa dan kepadatan sangat tinggi (500 jiwa per km persegi):
- Gedung 150m+: 281 unit
- Gedung 200m+: 80 unit
- Gedung 300m+: 7 unit
- Seoul menjadi pusat pembangunan vertikal.
Kanada dan Australia memiliki jumlah gedung yang lebih moderat, mencerminkan kepadatan penduduk yang lebih rendah dan luas wilayah yang besar.
Thailand, dengan 67 juta jiwa:
- Gedung 150m+: 144 unit
- Gedung 200m+: 40 unit
- Gedung 300m+: 3 unit
- Bangkok adalah kota tertinggi.
Bagaimana Posisi Indonesia?
Indonesia, dengan populasi besar yaitu 237,5 juta jiwa dan luas wilayah 1,9 juta km persegi, menempati peringkat ke-10 dalam daftar ini.
Berikut jumlah gedung pencakar langit di Indonesia:
- Gedung 150 meter ke atas: 139 unit
- Gedung 200 meter ke atas: 52 unit
- Gedung 300 meter ke atas: 2 unit
Jakarta menjadi kota dengan gedung tertinggi terbanyak di Indonesia. Meskipun berada di peringkat 10 global, jumlah gedung pencakar langit Indonesia masih jauh di bawah para pemimpin seperti China dan Amerika Serikat.