Studi terbaru mengungkapkan fakta mencengangkan: Bumi muda diselimuti lautan magma raksasa di bawah permukaannya. Lebih menarik lagi, sisa-sisa lautan magma purba ini diduga masih memengaruhi dinamika planet kita hingga kini.
Selama bertahun-tahun, keberadaan lautan magma purba di batas inti dan mantel Bumi menjadi perdebatan para ilmuwan. Bukti geokimia menunjukkan bahwa lelehan ini hadir ratusan juta tahun pertama usia Bumi. Namun, model pembentukan planet sebelumnya yang memperlihatkan pendinginan dari bawah ke atas seolah membantah keberadaan lelehan tersebut.
Penelitian mutakhir ini justru menegaskan bahwa lautan magma dasar bukan hanya mungkin terjadi, tetapi juga hampir tak terhindarkan. Terlepas dari titik awal kristalisasi Bumi, magma basal pasti terbentuk.
Jejak Lautan Magma di Kedalaman Mantel
Jejak lautan magma purba ini diperkirakan masih tersimpan dalam bentuk low-shear velocity provinces (LLVP) – gumpalan besar di mantel dalam yang memperlambat gelombang seismik. Pertanyaan besarnya adalah, apakah struktur ini merupakan sisa kerak samudra kuno atau peninggalan magma purba berusia 4,4 miliar tahun?
Temuan ini berpotensi mengubah pemahaman kita tentang sejarah dan evolusi geodinamika Bumi.
“Temuan ini memiliki dampak signifikan terhadap aliran panas antara inti dan mantel, bahkan terhadap dinamika lempeng tektonik,” ungkap para peneliti.
Model Baru, Perspektif Baru
Tim peneliti mengembangkan model pembentukan Bumi yang menggabungkan data geokimia dan seismik. Mereka menemukan bahwa elemen-elemen tertentu lebih suka bertahan dalam magma selama proses kristalisasi, meninggalkan jejaknya dalam batuan mantel.
Poin penting dari temuan ini adalah: lautan magma basal selalu terbentuk, terlepas dari apakah pembekuan pertama terjadi di tengah mantel atau di batas inti. Padatan pertama yang terbentuk di permukaan cenderung tenggelam dan meleleh kembali, memperkaya dasar mantel dengan oksida besi yang tetap cair karena panas dari inti.
Dampak Jangka Panjang dan Implikasinya bagi Planet Lain
Model ini menunjukkan bahwa struktur dasar Bumi terbentuk sejak tahap paling awal dan terus memengaruhi evolusinya.
“Ada semacam ingatan dalam planet ini,” jelas peneliti. “Memahami kondisi awalnya memungkinkan kita memprediksi perilaku planet selama miliaran tahun.”
Para peneliti berencana mengembangkan model ini lebih lanjut dan menerapkannya ke planet lain seperti Mars. Mungkin lautan magma dasar bukan fenomena unik Bumi.