Kasus Malaria di Batam Melonjak Tajam, Diduga Akibat Pembukaan Resor Baru

Batam mencatat peningkatan signifikan kasus malaria dalam periode Januari hingga Juni 2025. Data Dinas Kesehatan Kota (Dinkes) Batam menunjukkan adanya 196 kasus, melonjak drastis dibandingkan dengan 69 kasus yang tercatat sepanjang tahun 2024.

Kepala Dinkes Batam mengungkapkan bahwa lonjakan ini dipicu oleh aktivitas pembangunan resor baru di Pulau Galang. Pekerja yang didatangkan dari luar daerah, yang berasal dari wilayah endemis malaria, menjadi penyebab utama.

Kasus awal merupakan kasus impor, dimana pekerja membawa bibit penyakit dari daerah asal. Namun, selanjutnya terjadi penularan lokal antar pekerja, yang dikategorikan sebagai kasus indigenous.

Dinkes Batam menjelaskan perbedaan antara kasus impor, yaitu infeksi malaria yang didapatkan di wilayah endemik di luar Batam, dan kasus introduce, yaitu kasus yang muncul di wilayah yang sebelumnya tidak endemik malaria, akibat infeksi dari individu yang berasal dari daerah endemis.

Pada tahun 2021, Batam menemukan 5 kasus malaria impor, diikuti 14 kasus di tahun 2022, dan 17 kasus di tahun 2023. Peningkatan kasus terus berlanjut di tahun 2024 dengan total 69 kasus, terdiri dari 12 kasus impor dan 57 kasus introduce. Peningkatan paling signifikan terjadi di tahun 2025, dengan temuan 196 kasus indigenous.

Scroll to Top