Purnama di bulan Juli tahun ini menyuguhkan pemandangan istimewa. Muncul rendah di garis cakrawala, "Buck Moon" ini berhasil memikat hati para pengamat bintang dan fotografer astronomi di seluruh dunia.
Dikenal sebagai "Buck Moon" karena bertepatan dengan waktu rusa jantan (buck) mulai menumbuhkan tanduknya, bulan purnama ini tampil berbeda. Pengamat yang teliti mungkin menyadari posisinya yang sangat rendah di langit.
Penyebabnya adalah kedekatan Buck Moon dengan titik balik Matahari musim panas. Saat Matahari mencapai titik tertinggi di siang hari, Bulan justru bergerak pada lintasan rendah di malam hari.
Fenomena ini juga terkait dengan Major Lunar Standstill, yang terjadi setiap 18,6 tahun sekali. Gravitasi Matahari menarik orbit Bulan, membuatnya miring secara ekstrem terhadap ekuator langit Bumi. Akibatnya, selama bulan-bulan musim panas, Bulan tampak sangat rendah.
Para astrofotografer dengan sigap mengabadikan momen ini, menciptakan komposisi menakjubkan yang menggabungkan cakram bulan yang terang dengan landmark dan bangunan bersejarah terkenal di dunia.
Jika Anda tidak sempat menyaksikan terbitnya Buck Moon pada 10 Juli, jangan khawatir. Bulan akan tetap terlihat penuh selama beberapa malam berikutnya. Jadi, siapkan kamera Anda dan abadikan keindahannya!