Waspada! ‘Monday Blues’ Bisa Jadi Ancaman Serius Bagi Jantung Anda

Siapa sangka rasa malas atau panik yang sering muncul saat hari Senin tiba, yang kerap disebut ‘Monday blues’, ternyata bisa berdampak buruk bagi kesehatan jantung. Para ahli menemukan bahwa kecemasan menjelang awal pekan dapat memicu stres berkepanjangan dan merugikan sistem kardiovaskular.

Fenomena ini, yang dijuluki ‘Anxious Monday’ atau ‘Kecemasan di Hari Senin’, menunjukkan bahwa tubuh mengalami gangguan dalam mengelola stres, yang merupakan faktor pemicu penyakit jantung. Menariknya, dampak ini tidak hanya dirasakan oleh mereka yang masih bekerja, tetapi juga oleh para pensiunan.

Penelitian menunjukkan peningkatan signifikan, sekitar 19%, pada kasus serangan jantung dan kematian jantung mendadak di hari Senin. Para ahli menduga bahwa lonjakan ini bukan kebetulan semata. Hari Senin, secara kultural, menjadi semacam ‘pemicu stres’ yang kuat.

Bagi sebagian orang, transisi menuju awal minggu memicu reaksi biologis yang berlangsung lama. Hal ini berkaitan dengan seberapa dalam hari Senin tertanam dalam respons stres tubuh, bahkan setelah seseorang pensiun dari pekerjaan.

Keterkaitan antara stres dan kecemasan dengan penyakit kardiovaskular terjadi melalui mekanisme biologis utama, yaitu disregulasi aksis hipotalamus hipofisis adrenal (HPA). Aksis HPA berperan penting dalam respons tubuh terhadap stres dan menghasilkan kortisol, yang dikenal sebagai hormon stres.

Disregulasi aksis HPA ditandai dengan produksi kortisol berlebihan, yang sebelumnya dikaitkan dengan risiko penyakit jantung dan kematian yang lebih tinggi. Kondisi ini juga dapat memicu hipertensi, resistensi insulin, dan gangguan sistem imun.

Studi yang melibatkan ribuan lansia menunjukkan bahwa mereka yang melaporkan kecemasan di hari Senin memiliki kadar kortisol 23% lebih tinggi dalam sampel rambut mereka, dibandingkan dengan mereka yang tidak merasa cemas. Fenomena ini juga ditemukan pada kalangan pensiunan, membuktikan bahwa stres bukan hanya disebabkan oleh tuntutan pekerjaan.

Temuan ini mengindikasikan adanya pola sosial yang melekat dalam fisiologi manusia, dengan risiko kesehatan yang berkelanjutan. Walaupun penelitian sebelumnya menunjukkan kadar hormon stres yang lebih tinggi pada hari kerja dibandingkan akhir pekan, studi ini menjadi yang pertama yang menyoroti bahwa hari Senin memiliki tingkat gangguan yang unik.

Para peneliti berharap bahwa dengan mengatasi pemicu stres khusus di hari Senin, kita dapat menemukan strategi baru untuk memerangi penyakit jantung. Mereka menyarankan agar rumah sakit dan klinik bersiap menghadapi peningkatan kasus penyakit kardiovaskular pada hari Senin.

Banyak orang telah beradaptasi dengan rasa cemas mereka di hari Senin selama masa kerja mereka. Namun, bagi sebagian orang, adaptasi ini kurang, dan tampaknya tidak berkurang ketika mereka pensiun.

Scroll to Top