Multiple Sclerosis (MS), penyakit autoimun kronis yang menyerang sistem saraf pusat, mungkin belum sepopuler penyakit lainnya. Namun, dampaknya bagi penyintas tidak bisa dianggap remeh. Penyakit ini menyerang otak dan sumsum tulang belakang, menyebabkan sistem kekebalan tubuh keliru menyerang mielin, lapisan pelindung serabut saraf yang vital untuk komunikasi antar sel saraf.
Bagaimana MS Merusak Sistem Saraf?
Mielin bagaikan isolasi pada kabel listrik. Ketika rusak, pesan antar saraf melambat atau terblokir, menyebabkan kerusakan permanen. Gejala MS sangat bervariasi, mulai dari gangguan penglihatan, kelemahan otot, hingga kesulitan berjalan. Sayangnya, gejala ringan seringkali disalahartikan, menyebabkan diagnosis terlambat.
Tantangan Diagnosis dan Penanganan di Indonesia
Diagnosis dan penanganan MS di Indonesia menghadapi berbagai rintangan. Meskipun tergolong penyakit langka dengan perkiraan 1 hingga 5 kasus per 100.000 penduduk, keterbatasan data dan kurangnya kesadaran publik menjadi masalah serius. Jika tidak ditangani tepat waktu, komplikasi seperti perubahan suasana hati, kejang, masalah berpikir, hingga gangguan fungsi kandung kemih dan pencernaan bisa terjadi.
Langkah Maju: Meningkatkan Kesadaran dan Dukungan
Untuk mengatasi tantangan ini, peningkatan kapasitas tenaga medis dalam mengenali gejala MS sejak dini sangat diperlukan. Selain itu, akses terapi yang terjangkau dan penguatan peran komunitas penyintas menjadi kunci.
Pekan kampanye Multiple Sclerosis Awareness Week 2025, dengan dukungan dari berbagai pihak, termasuk pemerintah, organisasi kesehatan, dan perusahaan farmasi, bertujuan meningkatkan kesadaran dan dukungan bagi penyintas MS. Melalui edukasi, diskusi, dan berbagi pengalaman, diharapkan masyarakat lebih memahami kompleksitas MS dan menciptakan lingkungan yang inklusif.
Harapan untuk Masa Depan yang Lebih Baik
Perjuangan pasien MS adalah perjuangan kolektif. Dukungan dari semua pihak, termasuk komunitas, tenaga kesehatan, dan pembuat kebijakan, sangat penting untuk meningkatkan kesadaran, memperluas akses deteksi dini, dan memberikan penanganan yang komprehensif. Upaya kolektif ini diharapkan bisa mengikis stigma dan kesenjangan informasi seputar MS.
Selain terapi medis, pasien dan penyintas MS membutuhkan pemahaman, dukungan sosial, dan lingkungan yang mendukung agar tetap produktif dan bermakna. Kampanye kesadaran ini menjadi langkah penting dalam menciptakan ruang hidup yang lebih ramah dan empatik bagi para penyintas.