Industri telekomunikasi Indonesia tengah menghadapi tantangan berat, bukan hanya dari persaingan internal dengan platform digital, tetapi juga akibat ketegangan geopolitik global yang berdampak pada rantai pasokan teknologi. Kebijakan era Donald Trump di Amerika Serikat menjadi salah satu faktor pemicu efek lanjutan ini.
Fluktuasi pasar saham global yang dipicu oleh suku bunga tinggi, ketegangan geopolitik, perlambatan ekonomi Tiongkok, dan perang teknologi antar negara besar menciptakan iklim yang tidak stabil bagi sektor teknologi dan telekomunikasi. Meskipun efisiensi operasional telah ditingkatkan, penurunan harga saham tetap mempersempit ruang ekspansi.
Perkembangan geopolitik sangat memengaruhi industri telekomunikasi. Indonesia sebagai pengguna perangkat telekomunikasi merasakan dampak dari persaingan global terkait komponen, GPU dengan kecerdasan buatan (AI), teknologi 5G dengan isu keamanan, serta tergerusnya pendapatan oleh platform over-the-top (OTT).
Situasi ini berdampak signifikan pada industri telekomunikasi nasional dalam jangka pendek. Oleh karena itu, pentingnya strategi jangka panjang berbasis kebijakan nasional untuk memastikan keberlanjutan sektor ini menjadi krusial.
Untuk membentengi sektor telekomunikasi dari tekanan eksternal dan memperkuat transformasi digital nasional, pembangunan tiga pilar utama diperlukan:
- Akses Internet 100%: Memastikan semua warga negara memiliki hak yang sama untuk menikmati manfaat transformasi digital.
- Super Platform Nasional: Membangun platform seperti QRIS yang dimiliki dan dijalankan oleh industri telekomunikasi dalam negeri.
- Satu Data: Menguasai data dan turunannya sebagai aset berharga negara dan industri telekomunikasi. Data dapat diolah menjadi berbagai informasi bermanfaat, contohnya menghubungkan data NIK dengan NPWP.
Regulasi yang ada di Indonesia sudah memiliki dasar hukum untuk mengatasi tantangan geopolitik dan perlindungan data. Contohnya, aturan tentang penempatan data di Indonesia. Namun, efektivitas serta dampak sosial dan ekonomi bagi masyarakat, negara, dan industri telekomunikasi perlu diperhatikan.
Content Delivery Network (CDN) yang dimiliki negara dan dioperasikan oleh pelaku industri dalam negeri juga penting sebagai infrastruktur strategis nasional demi keamanan data.
Di tengah tekanan global, peluang investasi di sektor telekomunikasi nasional justru terbuka lebar. Indonesia masih dianggap sebagai pasar yang haus akan bandwidth dan data center. Potensi penyerapan sangat tinggi.
Namun, keberhasilan ini membutuhkan koordinasi yang kuat antar pemangku kepentingan. Dalam jangka pendek, koordinasi yang lebih baik diperlukan agar semua pihak mendapatkan keuntungan.
Dalam jangka panjang, industri telekomunikasi Indonesia akan menjadi ladang investasi yang menjanjikan. Selain populasi yang besar, struktur geografis Indonesia yang berupa kepulauan juga menghadirkan potensi bisnis infrastruktur digital seperti kabel laut. Investasi di Indonesia untuk industri telekomunikasi akan sangat menarik, terutama dalam pengembangan infrastruktur kabel laut.