Alzheimer, bentuk demensia yang paling umum, menggerogoti daya ingat, kemampuan berpikir, dan kemampuan melakukan aktivitas sehari-hari. Faktor risiko demensia meliputi usia, genetika, dan gaya hidup. Untungnya, kita bisa mengambil langkah-langkah pencegahan melalui pilihan makanan.
Pakar nutrisi menyarankan konsumsi blueberry liar kaya antioksidan, salad sayuran kaya vitamin B, salmon dengan asam lemak antiinflamasi, kacang hitam kaya serat, dan kenari sebagai sumber omega-3 ALA nabati. Makanan-makanan ini dapat membantu menjaga kesehatan otak.
Namun, ada satu musuh yang perlu diwaspadai: gula tambahan. Konsumsi berlebihan gula tambahan, yang ditemukan dalam permen, kue kering, minuman manis, dan soda, dapat meningkatkan risiko demensia hingga lebih dari dua kali lipat.
Studi menunjukkan bahwa diet tinggi gula tambahan dapat memicu penumpukan plak amiloid di otak. Plak ini mengganggu komunikasi antar sel otak, dan penderita Alzheimer cenderung memiliki plak ini dalam jumlah lebih banyak. Bahkan, setiap 10 gram gula tambahan yang dikonsumsi per hari dikaitkan dengan peningkatan risiko Alzheimer sebesar 1,3 hingga 1,4 persen.
Selain mengurangi asupan gula, langkah-langkah lain yang dapat diambil untuk mengurangi risiko demensia termasuk berolahraga secara teratur, berhenti merokok, dan aktif bersosialisasi untuk menjaga fungsi otak tetap prima. Penting juga untuk mengelola kondisi kesehatan kronis seperti tekanan darah tinggi dan diabetes dengan baik.
Sertakan makanan sehat untuk otak dalam pola makan sehari-hari. Diet yang kaya biji-bijian utuh, kacang-kacangan, beri, sayuran, dan minyak zaitun dapat mendukung kesehatan otak. Hindari makanan tinggi lemak jenuh dan gula tambahan, karena keduanya terkait dengan stres oksidatif, peradangan, serta plak dan kekusutan otak yang terkait dengan Alzheimer.
Dengan menerapkan gaya hidup sehat dan memperhatikan pola makan, kita dapat berinvestasi pada kesehatan otak dan mengurangi risiko demensia di masa depan.
