Menyusul tragedi jatuhnya pesawat Boeing 787-8 Dreamliner milik Air India yang menewaskan 260 jiwa pada Juni lalu, otoritas penerbangan India mengambil langkah tegas. Mereka memerintahkan seluruh maskapai penerbangan untuk segera memeriksa sakelar bahan bakar pada sejumlah pesawat Boeing tertentu.
Perintah ini dikeluarkan setelah laporan awal investigasi mengungkap adanya anomali pada sakelar bahan bakar. Temuan awal menunjukkan sakelar tersebut berpindah dari posisi "run" ke "cutoff" sesaat setelah pesawat lepas landas pada 12 Juni. Meskipun laporan tersebut belum menyimpulkan penyebab utama kecelakaan, percakapan antara pilot mengindikasikan kebingungan mengenai perpindahan sakelar bahan bakar.
Direktorat Jenderal Penerbangan Sipil India (DGCA) menerbitkan perintah yang mewajibkan maskapai untuk menginspeksi fitur penguncian pada sakelar kontrol bahan bakar beberapa model Boeing, termasuk 787 dan 737. Tindakan ini sejalan dengan pemberitahuan dari Boeing yang menyatakan keamanan kunci sakelar bahan bakar pada pesawat mereka.
Langkah DGCA ini juga mengikuti rekomendasi dari Otoritas Penerbangan Federal Amerika Serikat (FAA) yang mengeluarkan Buletin Informasi Kelaikan Udara Khusus (SAIB). SAIB merekomendasikan inspeksi untuk memastikan sakelar penting tersebut tidak mudah dipindahkan secara tidak sengaja.
Beberapa maskapai penerbangan, baik domestik maupun internasional, telah memulai inspeksi sakelar bahan bakar pada armada pesawat Boeing mereka. DGCA menegaskan bahwa seluruh operator maskapai yang pesawatnya terdampak harus menyelesaikan inspeksi paling lambat 21 Juli.
Pesawat Boeing 787-8 Dreamliner milik Air India yang mengalami kecelakaan tersebut sedang dalam penerbangan dari Ahmedabad, India, menuju London, Inggris. Pesawat jatuh di area permukiman, menewaskan hampir seluruh penumpang dan awak pesawat serta sejumlah warga di darat.
CEO Air India, Campbell Wilson, mengingatkan para karyawan untuk tidak terburu-buru mengambil kesimpulan prematur, mengingat investigasi masih berlangsung.