Trump Kecewa pada Putin, Namun Belum Selesai Berurusan

Presiden AS, Donald Trump, kembali menyuarakan kekecewaannya terhadap Presiden Rusia, Vladimir Putin. Meskipun demikian, Trump menegaskan bahwa urusannya dengan Putin masih jauh dari selesai.

Pernyataan ini muncul setelah Trump mengumumkan paket bantuan senjata baru untuk Ukraina dan mengancam Rusia dengan sanksi yang lebih berat.

"Saya kecewa padanya, tapi saya belum selesai dengannya," ujar Trump dalam sebuah wawancara. "Saya akan mengatakan, ‘Ini bagus, saya rasa kita hampir menyelesaikannya,’ lalu dia akan menghancurkan sebuah bangunan di Kyiv."

Bantuan senjata baru untuk Ukraina mencakup baterai anti-rudal Patriot. Kesepakatan ini memungkinkan NATO membeli senjata dari AS dan mendistribusikannya ke Ukraina untuk membantu melawan invasi Rusia. Trump menyebutkan bahwa nilai peralatan militer ini mencapai miliaran dolar.

Mantan Perdana Menteri Belanda, Mark Rutte, yang kini menjabat sebagai Sekretaris Jenderal NATO, mengonfirmasi kesepakatan tersebut dan menyatakan bahwa Eropa akan menanggung seluruh biaya. Ia juga memastikan bahwa Ukraina akan menerima "sejumlah besar" senjata.

Selain itu, Trump mengancam sanksi terhadap para pembeli ekspor Rusia, kecuali Moskow menyetujui kesepakatan damai. Ini merupakan perubahan signifikan dalam kebijakan, yang didorong oleh frustrasi atas serangan Rusia yang berkelanjutan terhadap Ukraina.

Trump memberikan tenggat waktu 50 hari kepada Rusia untuk mencapai kesepakatan damai. Jika tidak, AS akan menerapkan tarif sekunder sebesar 100% terhadap Rusia. Tarif ini akan menargetkan mitra dagang Rusia yang tersisa, dengan tujuan melumpuhkan kemampuan Moskow untuk bertahan dari sanksi Barat yang sudah ada.

Trump menyebut perang Ukraina sebagai "perang Biden" dan menyatakan keinginannya untuk mengakhiri konflik tersebut. "Saya ingin perang ini berakhir. Itu bukan perang saya… Saya berusaha mengeluarkan Anda dari perang ini," tegasnya.

Scroll to Top