Hamas Tuding Netanyahu Sengaja Gagalkan Kesepakatan Gencatan Senjata Gaza

Gaza City – Kelompok Hamas menuduh Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, tidak memiliki itikad baik untuk mencapai kesepakatan gencatan senjata yang dapat mengakhiri konflik berkepanjangan di Jalur Gaza. Perang ini telah berlangsung selama 21 bulan terakhir.

Dalam pernyataan terbarunya, Hamas mengecam Netanyahu dengan sebutan "kriminal" dan menudingnya telah menjerumuskan pasukan Israel ke dalam perang yang sia-sia dan tanpa harapan.

"Netanyahu piawai dalam menggagalkan setiap putaran negosiasi, dan tidak menunjukkan kesediaan untuk mencapai kesepakatan apa pun," tegas Hamas dalam pernyataan tersebut.

Hamas menyebut bahwa janji Netanyahu tentang "kemenangan mutlak" hanyalah ilusi besar yang bertujuan untuk menutupi kekalahan yang telah diderita di Jalur Gaza dan dalam ranah politik Israel.

Pernyataan ini muncul bersamaan dengan dimulainya kembali perundingan antara kedua belah pihak di Qatar, dengan harapan tercapainya penghentian sementara pertempuran yang telah dilancarkan Israel di Jalur Gaza sejak 7 Oktober 2023.

Salah satu penghambat utama dalam perundingan gencatan senjata tidak langsung antara Hamas dan Tel Aviv, yang dimediasi oleh Qatar, Mesir, dan Amerika Serikat, adalah penolakan Israel untuk menarik seluruh pasukannya dari Jalur Gaza.

Kedua belah pihak, Hamas dan Israel, telah mengumumkan bahwa 10 sandera yang masih hidup dan ditahan di Jalur Gaza akan dibebaskan jika kesepakatan gencatan senjata selama 60 hari dapat dicapai.

Namun, keengganan Tel Aviv untuk menarik seluruh pasukannya dari wilayah tersebut terus menghambat kemajuan dalam mencapai kesepakatan yang komprehensif. Penarikan total pasukan Israel dari Jalur Gaza merupakan salah satu tuntutan utama yang diajukan oleh Hamas.

Dalam pernyataannya, Hamas mengklaim bahwa para pejuangnya kini "melancarkan perang atrisi yang mengejutkan musuh setiap hari dengan taktik lapangan yang inovatif, yang menyebabkan musuh kehilangan inisiatif, dan mengacaukan perhitungan mereka, meskipun mereka unggul dalam kekuatan tembak dan superioritas udara".

"Semakin lama perang berlanjut, semakin tentara pendudukan tenggelam ke dalam pasir Gaza yang bergeser dan menjadi semakin rentan terhadap serangan kualitatif perlawanan," demikian peringatan Hamas kepada militer Israel.

Scroll to Top