Kabar duka datang dari Arizona Utara, seorang warga dilaporkan meninggal dunia akibat penyakit pes hanya dalam waktu kurang dari 24 jam setelah merasakan gejala awal. Peristiwa ini bersamaan dengan laporan kematian massal anjing padang rumput (prairie dog) di timur laut Flagstaff, yang seringkali menjadi indikasi awal penyebaran penyakit mematikan ini.
Pasien sempat dilarikan ke Flagstaff Medical Center dalam kondisi kritis, namun nyawanya tak tertolong. Hasil autopsi mengonfirmasi infeksi bakteri Yersinia pestis, biang keladi penyakit pes.
Kematian ini memicu penyelidikan terhadap kematian sejumlah anjing padang rumput di wilayah yang sama. Hewan pengerat ini dikenal sebagai inang bagi kutu pembawa Yersinia pestis, dan kerap menjadi awal mula penyebaran pes ke manusia. Otoritas kesehatan setempat kini bekerja sama dengan pemilik lahan untuk mengumpulkan kutu dari hewan liar guna pengujian laboratorium.
Meskipun penyakit pes tergolong langka di Amerika Serikat, dengan rata-rata hanya tujuh kasus per tahun, kasus terbanyak terjadi di daerah pedesaan di bagian barat AS, termasuk Arizona utara, New Mexico, dan Colorado.
Penyakit pes memiliki tiga jenis utama: bubonik, septicemia, dan pneumonik, yang dibedakan berdasarkan lokasi infeksi. Gejala umum, seperti demam, menggigil, pembengkakan kelenjar getah bening, mual, dan kelemahan tubuh, biasanya muncul dalam satu minggu setelah paparan.
Jika ditangani dengan cepat, idealnya dalam 24 jam pertama, penyakit ini sangat mungkin disembuhkan dengan antibiotik. Namun, keterlambatan penanganan dapat berakibat fatal.
Otoritas kesehatan mengimbau masyarakat untuk segera melaporkan jika menemukan anjing padang rumput atau hewan pengerat lain yang sakit atau mati. Warga juga disarankan menggunakan produk pengendali kutu pada hewan peliharaan dan segera mencari pertolongan medis jika mengalami gejala demam atau pembengkakan kelenjar setelah beraktivitas di area berisiko.