Kabupaten Halmahera Timur (Haltim) menghadapi situasi genting terkait penyebaran HIV/AIDS. Data terbaru menunjukkan peningkatan signifikan kasus, menuntut tindakan cepat dan terpadu dari berbagai pihak.
Per Juli 2025, tercatat 76 individu di Haltim terkonfirmasi positif HIV/AIDS, meliputi berbagai kelompok usia, dari anak-anak hingga dewasa. Angka ini melonjak drastis dibandingkan periode sebelumnya. Pada kurun waktu 2024 hingga Februari 2025, jumlah kasus yang teridentifikasi hanya 30.
Lonjakan ini diibaratkan fenomena gunung es, dimana jumlah kasus yang terdata hanyalah sebagian kecil dari realitas yang sebenarnya. Banyak orang yang terinfeksi mungkin belum menyadari status mereka karena belum melakukan pemeriksaan.
Beragam faktor menjadi pemicu tingginya angka HIV/AIDS di Haltim. Perilaku seks berisiko, seperti berganti-ganti pasangan dan hubungan intim sesama jenis, menjadi penyebab utama. Selain itu, penularan dari ibu ke anak selama kehamilan, persalinan, atau menyusui juga berkontribusi terhadap peningkatan kasus. Praktik tato yang tidak higienis serta tingginya mobilitas pekerja tambang di Haltim juga diduga berperan dalam penyebaran penyakit ini.
Penyebaran HIV/AIDS sulit dideteksi. Data yang ada saat ini diyakini hanya merepresentasikan sebagian kecil dari jumlah pengidap HIV/AIDS yang sesungguhnya.
Menanggapi situasi ini, Pemerintah Kabupaten Haltim menyadari bahwa penanggulangan HIV/AIDS merupakan pekerjaan rumah besar yang membutuhkan kerjasama lintas sektor, termasuk instansi pemerintah dan vertikal.
Masyarakat diimbau untuk proaktif melakukan pemeriksaan diri dan menghindari perilaku seks berisiko, terutama bagi mereka yang belum menikah. Pencegahan adalah kunci untuk mengendalikan penyebaran HIV/AIDS di Halmahera Timur.