Penyerang muda berbakat, Hugo Ekitike, menjadi rebutan dua raksasa Liga Inggris, Liverpool dan Newcastle United. Pemain berusia 23 tahun ini berada di persimpangan jalan penting dalam kariernya.
Awalnya, Newcastle mengincar Ekitike sebagai pelapis bagi ujung tombak utama mereka, Alexander Isak, seiring dengan kembalinya mereka ke Liga Champions. Namun, rencana ini terganggu oleh minat Liverpool yang juga tengah mencari striker baru.
Liverpool bahkan mencoba menggoda Isak dengan tawaran menggiurkan untuk bergabung dengan tim juara mereka. Kabarnya, The Reds siap menggelontorkan dana fantastis senilai 120 juta poundsterling kepada Newcastle jika Isak bersedia pindah ke Anfield.
Jika Isak menolak tawaran tersebut, Liverpool akan segera mengalihkan perhatian mereka kepada Ekitike. Langkah ini dinilai sebagai taktik psikologis dari Liverpool, yang menyadari bahwa baik Isak maupun Ekitike mungkin kurang nyaman jika harus bersaing untuk mendapatkan tempat utama.
Secara gaya bermain, Isak dan Ekitike memiliki kemiripan: keduanya adalah pemain nomor sembilan yang memiliki kecepatan, kemampuan duel, dan kemampuan menahan bola untuk membantu rekan-rekan setim. Keduanya juga bukan tipe pemain yang hanya menunggu bola di kotak penalti. Namun, pengalaman Isak di Premier League tentu menjadi nilai tambah yang signifikan.
Sementara itu, Ekitike masih menyimpan risiko gagal beradaptasi dengan kerasnya Liga Inggris. Harga yang dipatok oleh Eintracht Frankfurt, sekitar 85 juta poundsterling, juga menjadi pertimbangan penting bagi klub peminat.
Salah satu aspek yang perlu ditingkatkan dari Ekitike adalah penyelesaian akhir. Meskipun berhasil mencetak 15 gol musim lalu, jumlah tersebut masih di bawah perkiraan golnya (expected goals/xG), yang menunjukkan bahwa seharusnya ia mencetak minimal enam gol lebih banyak.
Ekitike total melepaskan 117 tembakan di Liga Jerman sepanjang musim 2024/2025, tiga lebih banyak dari striker Bayern Munich, Harry Kane. Namun, Kane jauh lebih efektif dengan torehan 26 gol dan menjadi top skor, sementara Ekitike masih berada di peringkat enam.
Mantan pelatih Ekitike di Reims, Oscar Garcia, melihat perkembangan pesat pada diri sang pemain, namun juga percaya bahwa masih banyak ruang untuk perbaikan. Ia menyaksikan sendiri bagaimana Ekitike berkembang dari pemain pelapis bagi Kylian Mbappe, Neymar, dan Lionel Messi di Paris Saint-Germain.
"Striker manapun akan kesulitan (pada posisinya di PSG). Tapi pastinya dia belajar banyak dan sekarang dia pemain yang lebih baik karena pengalaman itu," ujar Garcia.
"Semua pemain bisa berkembang. Dia tahu aspek-aspek mana saja yang bisa dia perbaiki tapi dia juga butuh bantuan untuk mengembangkan potensinya, demi mencapai level yang diyakini semua orang yang mengenalnya."
"Pelatihan individu dengannya akan fundamental untuk perkembangannya," imbuhnya.