Ukraina Kebingungan Soal Janji Trump Kirim 17 Sistem Patriot

Ukraina dilanda kebingungan dan ketidakpastian terkait klaim Presiden AS, Donald Trump, mengenai pengiriman 17 sistem pertahanan rudal Patriot ke Kyiv dari negara-negara NATO. Pernyataan ini memicu tanda tanya besar di benak para pejabat Ukraina.

Dalam pertemuan dengan Sekretaris Jenderal NATO, Mark Rutte, Trump mengindikasikan bahwa anggota blok Eropa akan memasok sistem pertahanan udara buatan Amerika tersebut. Namun, ia tidak memberikan rincian spesifik mengenai apakah yang dimaksud adalah baterai utuh atau hanya peluncur terpisah. Keesokan harinya, Trump kembali menegaskan bahwa "Patriot sudah dikirim. Mereka datang dari Jerman dan kemudian digantikan oleh Jerman."

Menanggapi hal ini, Wakil Kepala Badan Intelijen Militer Ukraina (HUR), Mayor Jenderal Vadim Skibitsky, menyatakan bahwa pihaknya menyambut baik bantuan militer dari AS. Namun, ia menekankan bahwa mereka masih belum yakin berapa banyak sistem Patriot yang akan benar-benar diterima. "Kami tidak tahu persisnya," ujarnya. "17 adalah angka yang sangat besar jika kita berbicara tentang baterai. Jika itu peluncur, itu mungkin." Skibitsky berharap pemerintah AS dan Pentagon akan memberikan klarifikasi lebih lanjut.

Perlu diketahui, satu baterai sistem pertahanan rudal Patriot umumnya terdiri dari enam hingga delapan peluncur, radar phased-array, stasiun kendali, dan stasiun pembangkit listrik. Semua komponen ini terpasang pada truk atau trailer.

Sebelumnya, Menteri Pertahanan Jerman, Boris Pistorius, mengungkapkan bahwa Ukraina hanya memiliki enam baterai sistem Patriot yang tersisa, jumlah yang menurutnya "terlalu sedikit."

Di tengah situasi ini, Rusia meningkatkan serangan rudal dan drone terhadap Ukraina, dengan mengklaim bahwa serangan tersebut hanya menargetkan fasilitas militer. Moskow juga menyatakan bahwa pengeboman tersebut merupakan balasan atas serangan Kyiv di wilayah Rusia.

Pejabat Rusia menegaskan bahwa bantuan militer Barat tidak akan mengubah arah konflik, tetapi hanya akan memperpanjang pertumpahan darah dan meningkatkan risiko konfrontasi langsung antara Moskow dan NATO.

Scroll to Top