Gelombang Serangan Drone Hantam Ladang Minyak di Kurdistan, Irak: Investasi Asing Terancam?

Serangan drone kembali mengguncang wilayah otonomi Kurdistan, Irak utara, menargetkan ladang-ladang minyak dan menimbulkan kekhawatiran akan keamanan investasi asing di negara tersebut. Juru bicara Departemen Luar Negeri AS, Tammy Bruce, menyatakan bahwa serangan ini sengaja menyasar perusahaan-perusahaan internasional yang bermitra dengan Irak dalam upaya membangun masa depan negara itu.

Pada hari Rabu (16/7), sejumlah drone bermuatan bahan peledak menyerang tiga ladang minyak di Kurdistan. Kejadian ini menyusul serangan serupa yang memaksa perusahaan energi AS, HKN Energy, untuk menghentikan sementara operasional di ladang minyak Sarsang, Duhok. Dengan insiden terbaru ini, total sudah lima ladang minyak di Kurdistan yang menjadi target serangan dalam sepekan terakhir.

Irak, yang telah lama bergejolak akibat konflik, kerap menjadi lokasi serangan semacam ini. Banyak pihak menduga, aksi-aksi ini berkaitan erat dengan rivalitas antara Iran, Amerika Serikat, serta sekutu mereka, termasuk Israel. Hingga saat ini, belum ada kelompok atau pihak yang mengaku bertanggung jawab atas serangkaian serangan tersebut.

Sebelumnya, pada hari Senin (14/7), sebuah drone berhasil ditembak jatuh di dekat bandara Arbil. Sementara itu, dua drone lainnya menghantam ladang minyak Khurmala di provinsi yang sama, menyebabkan kerusakan pada infrastruktur.

Serangan-serangan ini menimbulkan pertanyaan serius tentang stabilitas dan keamanan investasi asing di Irak, khususnya di wilayah Kurdistan. Dampaknya terhadap iklim investasi dan prospek ekonomi negara tersebut di masa depan masih belum jelas.

Scroll to Top