Konflik Suku Druze di Suriah Memicu Intervensi Israel: Apa yang Mendasarinya?

Pergolakan antara kelompok Badui Arab dan komunitas Druze kembali mencuat di Suriah, bahkan berujung pada keterlibatan militer Israel. Eskalasi konflik ini mencapai puncaknya ketika pasukan keamanan dan militer Suriah memasuki kawasan Sweida, tempat pertempuran kedua kelompok tersebut berlangsung.

Serangan udara yang dilancarkan oleh jet tempur Israel menyasar kota Sweida, memicu reaksi dari Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, yang mengonfirmasi bahwa aksi militer tersebut ditujukan untuk melindungi komunitas Druze. Netanyahu menegaskan komitmen Israel untuk mencegah ancaman terhadap kelompok Druze di Suriah, didasari oleh ikatan persaudaraan yang kuat antara warga Druze di Israel dan hubungan kekeluargaan serta sejarah mereka dengan Druze di Suriah.

Lantas, mengapa Israel memberikan bantuan kepada Druze?

Druze adalah kelompok etnoreligius yang menganut keyakinan unik yang berakar dari Islam Syiah Ismailiyah sejak abad ke-11. Kepercayaan ini bersifat eksklusif, hanya dapat dianut oleh anggota kelompok Druze dan melarang perpindahan agama. Mereka sering menyebut diri mereka sebagai Muwaḥḥidūn.

Komunitas Druze tersebar di berbagai negara di Timur Tengah, termasuk Yordania, Lebanon, Suriah, dan Israel, terutama di Dataran Tinggi Golan, wilayah Suriah yang diduduki oleh Israel. Sebaran geografis ini menyebabkan keragaman pandangan Druze terhadap Israel dan Palestina.

Sementara Druze di Yordania, Lebanon, dan Suriah cenderung mendukung perjuangan Palestina, Druze di Israel memiliki hubungan yang lebih dekat dan bahkan mendukung negara Israel.

Scroll to Top