Film terbaru Superman menuai polemik. Beberapa penonton menuding film tersebut menyuarakan dukungan terhadap Palestina dan menyampaikan pesan yang dianggap anti-Israel. Tuduhan ini muncul dari interpretasi alur cerita yang dinilai memiliki kemiripan dengan konflik di Gaza.
Film garapan James Gunn ini, yang dirilis perdana pada 11 Juli 2025, tetap sukses secara komersial meski diterpa kontroversi. Sebagai reboot dari waralaba DC yang ikonis, film ini berhasil meraup pendapatan lebih dari USD217 juta pada pekan pertama penayangannya, serta mendapat penilaian positif di Rotten Tomatoes.
Namun, kesuksesan finansial ini dibayangi oleh kritik dari sebagian penonton yang melihat adanya kesamaan antara alur cerita film dengan konflik Israel-Palestina. Perdebatan ini membanjiri berbagai platform media sosial.
Simbolisme Politik dalam Film?
Para penonton menyoroti adanya paralel antara alur film dan situasi geopolitik di Timur Tengah, khususnya terkait invasi negara fiktif bernama Boravia. Negara ini digambarkan sebagai sekutu AS dan memiliki karakteristik yang menyerupai Israel dalam konflik dengan Palestina.
Beberapa pengguna media sosial bahkan menyebut film ini sebagai karya yang paling pro-Palestina yang pernah ada. Mereka menilai narasi film sangat jelas menyimbolkan konflik Israel-Palestina. Seorang tokoh media sosial bahkan menyebut Perdana Menteri Benjamin Netanyahu sebagai inspirasi naratif dalam film.
Reaksi Publik dan Seruan Boikot
Kritik terhadap film ini juga muncul di forum Reddit, yang memicu seruan untuk memboikot film di media sosial. Sejumlah unggahan viral di platform X menyuarakan kekecewaan atas pesan yang dianggap anti-Israel dalam film tersebut.
Klarifikasi James Gunn
Menanggapi kontroversi ini, sutradara James Gunn membantah tuduhan bahwa film Superman memiliki kaitan dengan konflik Israel dan Palestina. Ia menegaskan bahwa film ini lebih mengangkat nilai-nilai kebaikan hati manusia dan perjuangan seorang imigran dalam menyesuaikan diri di negeri baru. Menurutnya, film ini adalah tentang kebaikan hati manusia, dan tidak ada referensi yang sengaja dibuat untuk menyindir konflik tertentu.