Indonesia berencana meningkatkan impor komoditas energi dari Amerika Serikat (AS), menyusul kesepakatan tarif yang menguntungkan antara kedua negara. Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mengungkapkan, tiga komoditas utama yang akan diimpor adalah Liquefied Petroleum Gas (LPG), minyak mentah (crude), dan Bahan Bakar Minyak (BBM).
Langkah ini merupakan tindak lanjut dari kesepakatan perdagangan yang diumumkan oleh Presiden AS, yang menurunkan tarif impor produk Indonesia ke AS menjadi 19% dari sebelumnya 32%. Sebagai bagian dari kesepakatan ini, Indonesia berkomitmen untuk membeli produk energi AS dengan nilai transaksi diperkirakan mencapai US$ 10 miliar hingga US$ 15 miliar.
PT Pertamina (Persero) siap menjalankan kesepakatan ini. Perusahaan energi pelat merah tersebut telah menandatangani nota kesepahaman (MOU) dengan mitra di AS untuk pengadaan minyak mentah. Selain itu, Pertamina juga tengah menjajaki peningkatan impor LPG dari AS.
Saat ini, sekitar 57% impor LPG Indonesia berasal dari AS. Pertamina berencana meningkatkan porsi ini hingga 60%, mengurangi ketergantungan dari negara-negara lain.
Kementerian ESDM akan segera berkoordinasi dengan Pertamina untuk menindaklanjuti kesepakatan impor ini, memastikan pasokan energi nasional tetap aman dan stabil. Impor BBM dari AS sebenarnya sudah berjalan selama ini, dan kesepakatan baru ini akan memperkuat kerjasama di sektor energi antara kedua negara.