Sebuah kejadian tak terduga terjadi ketika pemerintah Israel menyampaikan permintaan maaf setelah militernya membom satu-satunya gereja Katolik di Jalur Gaza, Palestina, pada Kamis (17/7).
Melalui unggahan di platform X, Kementerian Luar Negeri Israel menyampaikan penyesalan atas serangan yang mengakibatkan setidaknya tiga orang tewas.
"Israel menyampaikan belasungkawa terdalam atas kerusakan yang menimpa Gereja Keluarga Kudus di Kota Gaza dan atas jatuhnya korban sipil," tulis Kemenlu Israel.
Kementerian tersebut mengklaim bahwa Israel tidak pernah menargetkan gereja atau situs keagamaan. Namun, fakta menunjukkan bahwa militer Israel telah menyerang puluhan masjid dan gereja sejak agresi di Jalur Gaza.
Laporan dari komisi independen PBB bulan lalu menyatakan bahwa Israel telah melakukan kejahatan terhadap kemanusiaan berupa ‘pemusnahan’ dengan menyerang warga Palestina yang berlindung di situs keagamaan dan sekolah di Gaza.
Laporan Komisi Penyelidikan Internasional PBB tentang Wilayah Palestina yang Diduduki, termasuk Yerusalem Timur dan Israel, mengungkapkan bahwa Israel telah menghancurkan lebih dari separuh situs keagamaan dan budaya di wilayah tersebut, serta lebih dari 90 persen bangunan sekolah dan universitas di Gaza.
Pemimpin tertinggi gereja Katolik, Paus Leo XIV, turut menyampaikan duka cita mendalam atas tewasnya para korban dalam serangan itu. Paus mendoakan mereka yang terluka dan menyerahkan jiwa yang meninggal ke rahmat Tuhan.
"Kita berdoa untuk jiwa yang tenang dan untuk berakhirnya perang biadab ini. Tidak ada yang bisa membenarkan menargetkan warga sipil tak berdosa," demikian pernyataan resmi Paus.
Sementara itu, militer Israel mengaku sedang menyelidiki insiden tersebut. Kementerian Luar Negeri Israel menyatakan bahwa hasil penyelidikan akan dipublikasikan.