Kasus Langka: Kehamilan Ektopik di Hati, Mungkinkah Terjadi?

Kehamilan ektopik, kondisi di mana janin berkembang di luar rahim, umumnya terjadi di saluran tuba. Namun, pernahkah Anda mendengar tentang kehamilan ektopik di organ hati? Kisah unik ini sempat viral di akhir tahun 2021.

Seorang dokter anak asal Kanada membagikan video TikTok tentang kasus seorang wanita dengan janin yang tumbuh di dalam hatinya. Kasus ini sebelumnya dilaporkan dalam US National Library of Medicine. Wanita berusia 33 tahun itu mengalami sakit perut dan perdarahan selama 14 hari. Hasil USG rahimnya normal, tetapi pemeriksaan lanjutan menemukan janin di antara hati dan lambungnya.

"Dia mengalami kehamilan ektopik di hatinya… Ini pertama kali bagi saya," ungkap sang dokter.

Wanita tersebut kemudian menjalani operasi. Janin tidak dapat diselamatkan dan dikeluarkan. Kasus kehamilan ektopik di hati sangat jarang terjadi. Tercatat hanya 14 kasus di seluruh dunia antara tahun 1954 hingga 1999.

Apa itu Kehamilan Ektopik?

Kehamilan ektopik terjadi saat sel telur yang telah dibuahi menempel dan tumbuh di luar rahim. Selain saluran tuba, kehamilan ektopik juga dapat terjadi di ovarium, rongga perut, atau serviks. Janin dalam kehamilan ektopik tidak dapat bertahan hidup dan kondisi ini dapat mengancam jiwa akibat perdarahan.

Penyebab dan Faktor Risiko:

Penyebab pasti kehamilan ektopik belum diketahui. Namun, beberapa faktor risiko meliputi:

  • Peradangan atau jaringan parut pada saluran tuba akibat infeksi atau pembedahan
  • Faktor hormonal
  • Kelainan genetik
  • Cacat lahir
  • Kondisi medis yang mempengaruhi bentuk dan kondisi saluran tuba
  • Infeksi menular seksual (IMS)
  • Penyakit radang panggul
  • Riwayat kehamilan ektopik
  • Endometriosis
  • Kebiasaan merokok
  • Usia di atas 35 tahun
  • Riwayat infertilitas
  • Program bayi tabung

Gejala Kehamilan Ektopik:

Awalnya, kehamilan ektopik mungkin terasa seperti kehamilan biasa, seperti terlambat haid, nyeri payudara, atau sakit perut. Namun, gejala yang lebih spesifik meliputi:

  • Perdarahan vagina yang tidak normal
  • Nyeri punggung bawah
  • Nyeri ringan di perut atau panggul
  • Kram ringan di satu sisi panggul

Gejala yang lebih serius, terutama jika saluran tuba pecah, antara lain:

  • Sakit perut atau panggul yang tiba-tiba dan parah
  • Nyeri di bahu
  • Kelemahan, pusing, atau pingsan

Jika mengalami sakit parah tiba-tiba, termasuk sakit bahu dan lemas, segera periksakan diri ke dokter. Saluran tuba yang pecah dapat menyebabkan perdarahan internal yang mengancam jiwa.

Scroll to Top