Tuberkulosis (TBC) masih menjadi momok kesehatan global, dan Indonesia termasuk negara dengan kasus TBC tertinggi. Meskipun dapat diobati, pencegahan tetap menjadi kunci utama. Terapi Pencegahan TBC (TPT) sangat penting, terutama bagi kelompok rentan seperti balita kurang gizi, ODHIV, pasien Diabetes Mellitus, dan kontak erat pasien TBC.
Puskesmas Kosambi hadir dengan inovasi GERCEP BETE (Gerakan Cegah Penularan dengan Pemberian TPT), sebuah inisiatif untuk meningkatkan keberhasilan TPT dan mencapai eliminasi TBC.
GERCEP BETE bertujuan memastikan kelompok berisiko tinggi TBC menerima terapi pencegahan, sehingga menekan angka kasus baru. Inisiatif ini mendukung target nasional dalam RPJMN 2020-2024 untuk eliminasi TBC pada tahun 2030, melalui pendekatan lintas sektor dan kemitraan yang luas, sesuai Peraturan Presiden No. 67 Tahun 2021.
Inovasi ini berlandaskan tiga pilar utama:
- KRUPUK (Kunjungi Rumah Pasien dan Kelompok Risiko): Kunjungan ke rumah pasien TBC untuk Investigasi Kontak (IK) dan pemberian TPT kepada kontak erat pasien TBC bakteriologis, ODHIV tanpa gejala TBC, dan pasien DM dengan gula darah tidak terkendali yang menjalani tes mantoux.
- KRIPIK (Skrining dan Pastikan Kesehatan): Skrining TBC di Posyandu Lansia, penilaian scoring TBC pada balita di Posyandu, serta skrining dan sosialisasi kepada pekerja formal melalui program Kesehatan Kerja. Skrining TBC juga menjadi bagian dari Medical Check-Up Kesehatan Haji.
- KRAMAS (Kader Aktif Memastikan): Pembentukan kader TBC di setiap desa yang memantau dan melaporkan pemberian TPT kepada keluarga atau kontak serumah melalui grup WhatsApp TPT desa, serta melibatkan LSM Kesehatan untuk aktif dalam IK dan pengawasan TPT.
Dampak Signifikan GERCEP BETE:
Program ini efektif menurunkan prevalensi TBC dan meningkatkan jumlah penerima TPT. TPT mencegah infeksi laten TBC berkembang menjadi TBC aktif, terutama bagi ODHIV yang memiliki risiko lebih tinggi tanpa TPT. Bagi kontak serumah, TPT menurunkan risiko penularan TBC aktif hingga 90% pada anak-anak dan 60–70% pada orang dewasa, serta membantu membasmi kuman TBC yang "tidur" dalam tubuh anak-anak sebelum menjadi penyakit aktif.
Dengan peningkatan cakupan TPT, Indonesia akan lebih cepat mencapai target nasional kurang dari 65 kasus TBC per 100.000 penduduk pada tahun 2030. Inovasi ini membantu Puskesmas mencapai indikator TBC di masyarakat, serta mendorong peran serta keluarga dan masyarakat dalam edukasi, skrining, dan pemantauan TPT.
GERCEP BETE bukan sekadar program, tetapi gerakan komprehensif yang memberdayakan komunitas dan memanfaatkan kolaborasi lintas sektor untuk memutus rantai penularan TBC. Inovasi Puskesmas Kosambi ini adalah bukti nyata komitmen dalam mewujudkan eliminasi TBC nasional, menciptakan masyarakat yang lebih sehat, dan melindungi kelompok rentan.