Pemerintah Suriah berupaya keras mengakhiri konflik berdarah yang merenggut nyawa ratusan orang di Provinsi Sweida, wilayah selatan Suriah. Sebagai respons, pemerintah mengirimkan pasukan untuk menengahi perseteruan yang terjadi.
Kantor kepresidenan Suriah menyatakan komitmennya untuk mengirim pasukan khusus dengan tujuan memisahkan pihak-pihak yang bertikai, yaitu antara faksi Badui dan Druze, serta mencari solusi damai di lapangan. Seruan untuk menahan diri dan mengutamakan akal sehat juga disampaikan kepada semua pihak yang terlibat.
Pemerintah menegaskan kembali janjinya untuk menjunjung tinggi supremasi hukum, menekankan bahwa Suriah adalah negara bagi seluruh warganya tanpa memandang perbedaan latar belakang.
Dalam pernyataannya, kantor kepresidenan mengecam keras segala bentuk kekerasan, termasuk serangan terhadap keluarga, teror terhadap anak-anak, dan pelanggaran terhadap kehormatan serta martabat individu. Tindakan-tindakan tersebut dinilai tidak dapat dibenarkan dari sudut pandang etika, hukum, maupun kemanusiaan.
Pemerintah menekankan bahwa tidak ada ruang bagi kelompok bersenjata atau milisi yang beroperasi di luar kendali negara. Persatuan di bawah naungan tanah air dan kepatuhan terhadap hukum menjadi prioritas utama bagi seluruh warga negara.