Israel Hancurkan Gereja Katolik di Gaza, Klaim Salah Sasaran Picu Kemarahan Global

Jakarta – Kontroversi kembali mencuat seiring dengan hancurnya satu-satunya gereja Katolik di Gaza oleh militer Israel. Serangan yang merenggut nyawa tiga orang ini memicu kecaman luas, terutama setelah Israel berkelit dengan alasan peluru nyasar.

Insiden tragis ini, yang terjadi pada (17/7/2025), melukai sejumlah orang di Gereja Keluarga Kudus, Gaza. Kementerian Luar Negeri Israel menyampaikan permohonan maaf atas kerusakan dan jatuhnya korban sipil. Kendati demikian, pernyataan Kemlu Israel bahwa "Israel tidak pernah menargetkan gereja atau tempat ibadah" bertentangan dengan fakta bahwa puluhan masjid dan gereja telah diserang sejak konflik di Gaza memanas.

Sebelumnya, laporan PBB menuduh Israel melakukan kejahatan terhadap kemanusiaan berupa "pemusnahan" dengan menyerang warga sipil Palestina yang berlindung di tempat ibadah dan sekolah. Laporan tersebut juga mengungkap bahwa lebih dari separuh situs keagamaan dan budaya, serta 90 persen gedung sekolah dan universitas di Gaza telah dihancurkan.

Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, menyatakan penyesalannya atas serangan tersebut. Ia berdalih bahwa tembakan dari tank Israel mengenai gereja secara tidak sengaja dan menyebabkan tiga orang tewas. Selain korban jiwa, sepuluh orang lainnya dilaporkan terluka dalam insiden di satu-satunya rumah ibadah Katolik di Gaza itu.

Menurut saksi mata, sebuah granat tank menghantam gereja sekitar pukul 10.30 pagi waktu setempat. Militer Israel kemudian menyatakan bahwa penyelidikan awal menunjukkan pecahan granat mengenai gereja secara tidak sengaja.

Paus Leo XIV menyampaikan kesedihannya atas hilangnya nyawa di Gereja Keluarga Kudus. Pihak militer Israel bersikeras telah berupaya meminimalisir kerugian bagi warga sipil dan bangunan keagamaan. Netanyahu berjanji akan melakukan penyelidikan atas insiden ini.

"Israel sangat menyesalkan amunisi nyasar yang mengenai Gereja Keluarga Kudus di Gaza. Setiap nyawa tak berdosa yang hilang adalah sebuah tragedi," ujar Netanyahu.

Setelah tidak ada reaksi positif terhadap berita serangan tersebut, Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, menghubungi Netanyahu. Sekretaris Pers Gedung Putih, Karoline Leavitt, mengatakan bahwa Trump telah menegur Netanyahu atas kesalahan Israel menyerang gereja Katolik tersebut.

Scroll to Top