Kardinal Pierbattista Pizzaballa, tokoh Katolik tertinggi di Yerusalem, melakukan kunjungan ke Jalur Gaza pada Jumat, 18 Juli, untuk memberikan bantuan kemanusiaan. Kunjungan ini merupakan bentuk dukungan bagi para korban serangan Israel yang menimpa satu-satunya gereja Katolik di wilayah Palestina tersebut.
Serangan Israel pada Kamis, 17 Juli, menghantam kompleks Gereja Keluarga Kudus di Gaza City, mengakibatkan setidaknya tiga orang tewas dan beberapa lainnya terluka. Kerusakan parah terjadi pada bagian atap gereja, dekat salib utama, dengan fasad batu yang menghitam dan jendela-jendela pecah.
Gereja Keluarga Kudus, yang berlokasi di area Zeitoun, Gaza City, telah menjadi tempat perlindungan bagi ratusan warga Palestina, baik Kristen maupun Muslim, yang mengungsi akibat konflik yang berkecamuk sejak Oktober 2023.
Kunjungan Kardinal Pizzaballa dilakukan sehari setelah serangan tersebut. Pastor Paroki, Bapa Gabriel Romanelli, juga mengalami luka ringan dalam insiden itu.
Izin masuk bagi pejabat asing ke Jalur Gaza tergolong sangat jarang karena wilayah tersebut pada dasarnya tertutup.
Dalam kunjungannya, Kardinal Pizzaballa didampingi oleh Theophilos III, Patriark Ortodoks Yunani Yerusalem. Keduanya membawa "ratusan ton pasokan makanan, kotak pertolongan pertama, dan peralatan medis yang sangat dibutuhkan". Bantuan ini ditujukan tidak hanya untuk komunitas Kristen di Gaza, tetapi juga untuk sebanyak mungkin keluarga di wilayah tersebut.
Kardinal Pizzaballa juga memastikan evakuasi bagi mereka yang terluka dalam serangan ke gereja Katolik.
Dalam wawancaranya, Kardinal Pizzaballa menegaskan bahwa kehadiran umat Katolik akan tetap ada di Jalur Gaza "apa pun yang terjadi". Ia juga meragukan klaim Israel bahwa serangan itu adalah sebuah kesalahan. "Kami bukan target. Mereka bilang itu sebuah kesalahan. Meskipun semua orang di sini percaya itu bukan kesalahan," ujarnya.
Perdana Menteri (PM) Benjamin Netanyahu menyalahkan "amunisi nyasar" dan menyatakan negaranya sedang "menyelidiki insiden tersebut dan tetap berkomitmen untuk melindungi warga sipil dan tempat-tempat suci".
Paus Leo XIV, menyatakan "sangat berduka" atas serangan itu, tetapi menolak untuk menyalahkan Israel. Paus Leo telah menghubungi Kardinal Pizzaballa dan Theophilos pada Jumat, 18 Juli, untuk menyampaikan dukungan terhadap misi mereka dan "menegaskan kembali niatnya untuk melakukan segala yang mungkin guna menghentikan pembantaian yang tidak perlu terhadap orang-orang tak berdosa".