Maskapai penerbangan nasional, Garuda Indonesia, sedang aktif mencari sumber pendanaan untuk mewujudkan ambisinya membeli 50 pesawat baru dari pabrikan Amerika Serikat, Boeing. Rencana strategis ini semakin menguat setelah Indonesia berhasil memperoleh penurunan tarif impor dari AS, yang dipangkas dari 32 persen menjadi 19 persen.
Menurut keterangan resmi dari Garuda Indonesia, komunikasi intensif dengan Boeing terus dilakukan. "Saat ini, Garuda secara paralel menjalin komunikasi dengan sejumlah calon investor potensial untuk pendanaan pembelian 50 pesawat Boeing," ungkap perwakilan perusahaan. Beberapa pihak telah menyatakan minatnya untuk mendukung pendanaan ini, meskipun identitas mereka belum diungkapkan ke publik.
Garuda Indonesia membantah bahwa pendanaan dari PT Danantara Asset Management akan digunakan untuk pembelian pesawat Boeing ini. Meskipun Danantara telah memberikan suntikan dana sebesar Rp6,65 triliun kepada Garuda, dana tersebut khusus dialokasikan untuk kebutuhan pemeliharaan, perbaikan, dan overhaul (MRO) bagi Garuda Indonesia dan anak perusahaannya, Citilink.
Garuda Indonesia menegaskan bahwa pasca kesepakatan antara Presiden Prabowo Subianto dan Presiden Donald Trump, komunikasi dengan Boeing semakin intensif. Pembahasan meliputi detail kebutuhan armada, termasuk jumlah dan jenis pesawat, jadwal pengiriman, skema pembelian, aspek teknis pengadaan, dan lain sebagainya.
Sementara itu, Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian mengonfirmasi bahwa belum ada nota kesepahaman (MoU) yang ditandatangani antara Garuda Indonesia dan Boeing terkait pembelian 50 pesawat tersebut. Kesepakatan yang baru ditandatangani adalah untuk pembelian produk energi dan pertanian AS.
"Kita sudah menjajaki akan ada kesepakatan ke sana (MoU Garuda Indonesia dengan Boeing). Tapi tetap, subjek itu pertimbangan bisnis, regulasinya seperti apa, dan sebagainya. Teman-teman di Garuda yang lebih tahu. Cuma kemarin ada subjek beberapa pembahasan berikutnya. Jadi, masih akan dibahas lebih intens lagi," jelas pihak Kemenko Perekonomian. Dengan demikian, proses pembelian pesawat Boeing masih dalam tahap penjajakan yang intensif.