Presiden Rusia, Vladimir Putin, melakukan percakapan via telepon dengan Presiden Turki, Recep Tayyip Erdogan, membahas situasi terkini di Suriah. Putin mengungkapkan keprihatinannya atas eskalasi kekerasan yang terjadi di negara tersebut.
Kremlin menyatakan kedua pemimpin menekankan urgensi untuk menstabilkan keadaan secepatnya melalui jalur dialog.
Ketegangan di Suriah meningkat menyusul serangan udara yang dilancarkan setelah adanya ancaman dari Israel untuk meningkatkan serangan jika pasukan Suriah tidak menarik diri dari wilayah selatan. Daerah selatan Suriah sendiri tengah dilanda bentrokan sengit antara kelompok Druze dan Bedouin.
Serangan udara Israel bahkan dilaporkan menyasar wilayah Damaskus, melibatkan penggunaan drone. Militer Israel menegaskan terus memantau perkembangan di Suriah selatan pasca bentrokan berdarah tersebut.
Pernyataan militer Israel menyebutkan mereka siap menghadapi berbagai skenario dan akan bertindak sesuai arahan untuk melindungi warga sipil Druze.
Televisi pemerintah Suriah melaporkan adanya korban luka dari pihak sipil akibat serangan di pusat kota Damaskus. Serangan ini terjadi di tengah konflik yang memanas di wilayah Suweida, yang mayoritas penduduknya adalah penganut Druze.
Puluhan orang dilaporkan tewas dalam bentrokan sejak beberapa hari lalu. Pasukan keamanan Suriah telah dikerahkan ke Suweida untuk meredakan pertempuran antara kelompok Druze dan kelompok bersenjata Bedouin, namun justru terlibat bentrok dengan milisi Druze.
Situasi ini menarik perhatian Israel, yang kemudian melancarkan serangan udara terhadap pasukan pemerintah Suriah dengan tujuan melindungi komunitas Druze.
Serangan Israel berlanjut setelah gencatan senjata yang diumumkan Kementerian Pertahanan Suriah tidak bertahan lama. Tel Aviv mengumumkan pengiriman pasukan tambahan ke perbatasan Suriah setelah berjanji meningkatkan serangan jika pasukan Suriah tidak ditarik dari Suweida. Militer Israel menyatakan penguatan pasukan ini dilakukan berdasarkan penilaian situasi terkini.