Investasi Baterai Kendaraan Listrik LG di Indonesia Batal, Apa Alasannya?

Kabar mengejutkan datang dari industri kendaraan listrik (EV) Indonesia. Raksasa baterai asal Korea Selatan, LG, dikabarkan membatalkan rencana pembangunan ekosistem baterai EV di tanah air. Investasi senilai US$ 7,7 miliar atau setara dengan Rp 128,84 triliun yang sebelumnya digadang-gadang akan memperkuat posisi Indonesia dalam rantai pasok baterai global, kini urung dilaksanakan.

Proyek ambisius yang telah digagas sejak 2019 ini melibatkan konsorsium perusahaan besar, termasuk LG Energy Solution, LG Chem, LX International Corp, serta badan usaha milik negara (BUMN) Indonesia. Rencananya, ekosistem ini akan mencakup seluruh proses produksi, mulai dari pengolahan bahan baku hingga menghasilkan prekursor, material katoda, dan sel baterai.

Namun, angin perubahan bertiup kencang. Konsorsium tersebut memutuskan untuk menarik diri dari proyek dan telah melakukan konsultasi dengan pemerintah Indonesia terkait keputusan ini.

Alasan utama di balik pembatalan investasi ini adalah potensi perubahan dalam dinamika industri kendaraan listrik global. Proyeksi menunjukkan adanya kemungkinan perlambatan sementara dalam permintaan EV secara global. Kondisi pasar dan iklim investasi yang kurang mendukung menjadi pertimbangan krusial bagi konsorsium.

Meskipun demikian, LG menegaskan komitmennya untuk tetap berinvestasi di Indonesia melalui proyek yang sudah berjalan. Pabrik baterai EV milik PT HLI Green Power di Karawang, Jawa Barat, yang merupakan hasil kerjasama dengan Hyundai Motor, akan terus beroperasi.

Keputusan LG ini menjadi tantangan tersendiri bagi Indonesia dalam mewujudkan ambisinya menjadi pemain utama dalam industri baterai EV dunia. Pemerintah dan para pelaku industri perlu beradaptasi dan mencari solusi untuk menarik investasi baru serta memperkuat daya saing Indonesia di pasar global.

Scroll to Top