Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mencatatkan performa gemilang dengan membukukan kenaikan selama sepuluh hari perdagangan berturut-turut. Ini merupakan rekor terpanjang sejak Oktober 2019, sebuah pencapaian yang tak terlihat selama lebih dari empat tahun.
Sebelumnya, IHSG pernah mencatat tren positif serupa pada periode 11-24 Oktober 2019. Kini, hal itu terulang kembali pada 7-18 Juli 2025. Secara keseluruhan, IHSG telah melonjak hingga 5,55% sepanjang Juli 2025, dengan dominasi hari hijau (sepuluh hari) dibandingkan hari merah (empat hari).
Meskipun sempat mengalami beberapa reli panjang dalam rentang waktu Oktober 2019 hingga pekan lalu, pergerakan positif tersebut hanya bertahan maksimal delapan hari.
Kenaikan signifikan ini didorong oleh performa impresif saham-saham yang baru melantai di bursa (IPO) pada awal Juli. Dua saham IPO dengan kapitalisasi pasar besar bahkan mampu mendominasi sebagian besar transaksi harian IHSG.
Kedua saham IPO ini juga merajai daftar top gainers pada pekan ini. Berikut adalah rinciannya:
Saham PT Chandra Daya Investasi Tbk (CDIA), anak usaha tidak langsung dari PT Chandra Asri Pacific Tbk (TPIA) milik konglomerat Prajogo Pangestu, menjadi bintang dengan kenaikan mencapai 143,75% dalam sepekan.
CDIA berperan strategis bagi TPIA, menyediakan jasa logistik, transportasi laut, terminal penyimpanan, serta mengelola infrastruktur energi dan utilitas untuk mendukung proyek ekspansi CAP2 (Complex Expansion Project) TPIA dan meningkatkan efisiensi rantai pasok.
Selanjutnya, PT Indokripto Koin Semesta Tbk (COIN) menjadi bursa berjangka dan aset kripto pertama dan satu-satunya di Indonesia yang melakukan go public.
COIN didirikan pada tahun 2022 sebagai perusahaan holding yang berinvestasi pada anak perusahaan yang bergerak di bidang bursa berjangka dan bursa aset kripto, yaitu PT Central Finansial X (CFX), serta jasa Kustodian Aset Kripto, yaitu PT Kustodian Koin Indonesia (ICC).
Kedua saham, CDIA dan COIN, sempat mengalami auto reject atas (ARA) dan suspensi akibat pergerakan harga yang agresif. Setelah mengalami kenaikan tajam selama enam hari berturut-turut, keduanya sempat mendapatkan unusual market activity (UMA) sebelum akhirnya disuspensi. Untungnya, suspensi tersebut telah dicabut pada perdagangan Jumat kemarin.
Selain saham IPO, emiten teknologi berkapitalisasi besar (big cap) milik Otto Toto Sugiri, PT DCI Indonesia Tbk (DCII), juga menjadi salah satu top gainers dengan lonjakan mencapai 62,2%.