BELIEVE: Kisah Inspiratif Jenderal Agus Subiyanto Diangkat ke Layar Lebar

Sebuah drama aksi yang mengharukan, BELIEVE: Takdir, Mimpi, Keberanian, siap menghiasi bioskop Indonesia mulai 24 Juli 2025. Film ini mengisahkan perjalanan hidup Jenderal Agus Subiyanto, Panglima TNI, dengan sentuhan personal yang mendalam. Rahabi Mandra dan Arwin Tri Wardhana berkolaborasi menyutradarai film ini, menyajikan sisi lain dari seorang prajurit, termasuk luka batin, perjuangan keluarga, dan upaya penebusan diri.

Berlatar Operasi Seroja di Timor Timur pada era 70-an, BELIEVE tidak menghakimi operasi militer tersebut. Sebaliknya, film ini fokus pada dampak kemanusiaan perang dari perspektif keluarga prajurit biasa. Ini adalah cerita tentang bagaimana perang meninggalkan bekas, tidak hanya di medan pertempuran, tetapi juga di dalam rumah tangga.

Kisah berpusat pada Agus, yang diperankan oleh Ajil Ditto. Agus adalah putra Sersan Kepala Daddy (Wafda Saifan), seorang prajurit yang kembali dari tugas dengan luka fisik dan trauma mendalam. Keadaan semakin sulit ketika ibunya meninggalkan mereka, memaksa Agus tumbuh dalam keluarga yang penuh tekanan.

Perjuangan Menggapai Mimpi

Tumbuh sebagai anak tentara di Cimahi, Agus sering menjadi bahan ejekan. Sebuah dialog menggambarkan stigma yang mereka hadapi: "Tentara lain pulang perang naik pangkat, ini malah pakai tongkat". Stigma ini membuat Agus menjadi remaja pemberontak.

Kehidupan Agus berubah ketika ayahnya meninggal dunia akibat kecelakaan. Kehilangan ayahnya, satu-satunya sandaran hidupnya, mendorong Agus untuk mengikuti jejak sang ayah menjadi tentara demi memulihkan nama baik keluarganya.

Bagi Ajil Ditto, memerankan Agus adalah tantangan besar, terutama karena ini adalah film aksi pertamanya. Ia menjalani persiapan intensif selama 45 hari, termasuk lokakarya akting, latihan koreografi pertarungan, pembentukan sikap militer, dan latihan menembak.

“Menjadi Agus cukup rumit. Harus workshop, reading, latihan koreo, sikap militer, latihan senjata, semua dalam 45 hari," ujar Ajil.

Ajil sempat cedera saat syuting, namun dedikasinya tidak surut. Ia merasa tertantang untuk memberikan yang terbaik dalam debutnya di genre aksi.

Kolaborasi dengan TNI

Untuk memastikan keakuratan, tim produksi bekerja sama dengan TNI sebagai konsultan teknis. Produser Celerina Judisari menegaskan bahwa kolaborasi ini tidak mengorbankan independensi cerita, tetapi memperkuat keotentikan visual, mulai dari seragam loreng hingga penggunaan alutsista.

“Dari awal kami sudah kolaborasi. TNI jadi konsultan supaya semuanya akurat, termasuk helikopter, kapal, itu semua dilakukan biar terasa real. Contohnya loreng baju, antara periode 70-an dan 90-an itu beda sekali,” kata Celerina.

Film ini juga dibintangi oleh Marthino Lio, Maudy Koesnaedi, Adinda Thomas, dan aktor ternama lainnya.

Scroll to Top