Harga Emas Berfluktuasi di Tengah Minimnya Sentimen Positif

Jakarta, CNBC Indonesia – Harga emas sepanjang minggu ini mengalami pasang surut akibat kurangnya sentimen yang kuat, menyebabkan kebingungan di pasar.

Pada penutupan perdagangan Jumat (18 Juli 2025), harga emas berada di US$ 3.349,26 per troy ons, naik tipis 0,32%. Namun, secara keseluruhan minggu ini, harga emas cenderung stabil dengan penurunan hanya 0,19%.

Kekuatan dolar AS dan data ekonomi AS yang solid memberikan tekanan pada harga emas. Selain itu, pasar masih berhati-hati menunggu perkembangan lebih lanjut mengenai tarif.

Indeks dolar AS (DXY) memang melemah 0,25% pada hari Jumat, berada di level 98,48. Akan tetapi, sepanjang minggu ini, DXY telah menguat 0,64%. Penguatan DXY membuat harga emas menjadi lebih mahal bagi investor yang menggunakan mata uang selain dolar AS.

Menurut analis, kekhawatiran terkait peningkatan utang AS dan potensi pemberlakuan tarif baru akan membuat emas menjadi fokus perhatian. Saat ini, harga emas tampaknya memiliki dukungan yang cukup baik.

Ketidakpastian sentimen global menyebabkan harga emas naik turun seiring dengan pelaku pasar yang mencari keputusan investasi terbaik.

Di awal minggu, terdapat pernyataan mengenai kebijakan suku bunga yang memberikan pengaruh pada pergerakan harga emas.

Namun, pihak bank sentral memberi sinyal bahwa penurunan suku bunga sebaiknya ditunda karena dampak tarif mulai mempengaruhi harga.

Pasar memperkirakan akan ada dua kali pemangkasan suku bunga AS pada akhir tahun ini, dengan total penurunan sebesar 50 basis poin.

Emas sering dianggap sebagai aset yang aman selama masa ketidakpastian ekonomi. Suku bunga yang lebih rendah cenderung meningkatkan permintaan emas karena emas merupakan aset yang tidak memberikan imbal hasil.

Di sisi lain, emas juga sering digunakan sebagai lindung nilai terhadap ketidakpastian dan inflasi. Akan tetapi, suku bunga yang lebih tinggi dapat mengurangi daya tarik emas karena emas tidak menghasilkan bunga.

Scroll to Top