Gencatan Senjata Disepakati Antara Israel dan Suriah Pasca Konflik Memanas

Setelah ketegangan meningkat, Israel dan Suriah akhirnya mencapai kesepakatan gencatan senjata. Kabar baik ini mendapat dukungan penuh dari Turki, Yordania, serta negara-negara tetangga lainnya.

Duta Besar Amerika untuk Turki, Tom Barrack, mengumumkan kesepakatan ini melalui platform X miliknya. Ia menyerukan kepada semua pihak yang terlibat dalam konflik untuk menghentikan permusuhan.

"Perdana Menteri Israel @Netanyahu dan Presiden Suriah Ahmed al-Sharaa @SyPresidency, dengan dukungan Amerika Serikat @SecRubio, telah menyetujui gencatan senjata yang didukung oleh Turki, Yordania, dan negara-negara tetangga mereka," tulis Barrack.

Ia menambahkan, "Kami mengimbau warga Druze, Badui, dan Sunni untuk meletakkan senjata dan bersama-sama dengan kelompok minoritas lainnya membangun identitas Suriah yang baru dan bersatu."

Pengumuman gencatan senjata ini muncul setelah upaya intensif dari AS untuk meredakan konflik. Menteri Luar Negeri AS Marco Rubio sebelumnya menyatakan bahwa langkah-langkah telah disepakati untuk mengakhiri "situasi yang meresahkan dan mengerikan" ini.

Serangan Udara di Damaskus Sebabkan Korban Luka-luka

Sebelumnya, serangan udara dilancarkan setelah Israel memperingatkan akan meningkatkan serangannya jika pemerintah Suriah tidak menarik pasukannya dari wilayah selatan. Daerah selatan Suriah baru-baru ini dilanda bentrokan antara kelompok Druze dan Bedouin yang menyebabkan jatuhnya korban jiwa.

Serangan udara Israel terhadap Damaskus diduga melibatkan penggunaan drone. Militer Israel menyatakan bahwa mereka terus memantau perkembangan situasi di selatan Suriah, menyusul bentrokan antara Druze dan Bedouin.

"IDF (Angkatan Bersenjata Israel) terus memantau perkembangan dan aktivitas terhadap warga sipil Druze di Suriah bagian selatan dan, sesuai dengan arahan eselon politik, menyerang wilayah tersebut dan bersiap menghadapi berbagai skenario," demikian pernyataan militer Israel.

Media pemerintah Suriah melaporkan bahwa dua warga sipil terluka akibat serangan di pusat kota Damaskus. Serangan udara Israel ini terjadi saat bentrokan berdarah berlangsung di wilayah Suweida, yang mayoritas penduduknya adalah penganut Druze.

Puluhan orang dilaporkan tewas dalam bentrokan yang terjadi sejak beberapa hari sebelumnya. Pasukan keamanan Suriah telah dikerahkan ke wilayah Suweida untuk menenangkan pertempuran antara kelompok Druze dan kelompok bersenjata Bedouin.

Namun, pasukan keamanan Suriah justru terlibat bentrok dengan milisi Druze. Pertempuran ini menarik perhatian Israel, yang kemudian melancarkan serangan udara terhadap pasukan pemerintah Suriah dengan tujuan melindungi komunitas Druze.

Israel kemudian memperbarui serangannya di wilayah Suweida, setelah gencatan senjata yang sebelumnya diumumkan Kementerian Pertahanan Damaskus gagal bertahan lama, dengan pertempuran kembali pecah antara kelompok Druze dan pasukan pemerintah Suriah. Israel menegaskan akan mengirimkan lebih banyak pasukan ke perbatasan dengan Suriah setelah berjanji akan meningkatkan serangan jika pasukan pemerintah Suriah tidak ditarik dari wilayah Suweida.

"Sesuai dengan penilaian situasi, (militer Israel) memutuskan untuk memperkuat pasukannya di wilayah perbatasan Suriah," demikian pernyataan militer Israel.

Scroll to Top