Mantan presiden Brasil, Jair Bolsonaro, menjadi sorotan setelah pihak kepolisian menggerebek kediaman dan kantornya pada hari Jumat (18/7/2025) dini hari waktu setempat. Tindakan ini merupakan bagian dari investigasi terkait dugaan rencana pembatalan hasil pemilihan presiden tahun 2022.
Sebagai bagian dari proses hukum yang berjalan, Bolsonaro kini diwajibkan mengenakan gelang elektronik di kakinya. Selain itu, ia juga dilarang aktif di media sosial serta berkomunikasi atau mendekati kedutaan besar asing. Langkah-langkah ini diambil karena adanya kekhawatiran bahwa Bolsonaro berpotensi melarikan diri ke luar negeri.
Bolsonaro sendiri mengecam pemasangan gelang elektronik tersebut sebagai "penghinaan besar". Ia bersikeras tidak pernah memiliki niat untuk meninggalkan Brasil. Ia juga mengungkapkan bahwa dalam penggeledahan tersebut, polisi menyita sekitar US$14.000 yang diklaimnya sebagai uang pribadi dengan bukti yang sah.
Sebelumnya, kebijakan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump yang menerapkan tarif impor 50% terhadap Brasil dikaitkan dengan kasus yang menimpa Bolsonaro. Trump menyebut Bolsonaro sebagai korban "perburuan penyihir" dan menganggap tindakan tarif tersebut sebagai bentuk dukungan. Namun, langkah ini justru menimbulkan kekhawatiran di kalangan sekutu Bolsonaro, yang menganggapnya berpotensi menjadi bumerang.