Partai Solidaritas Indonesia (PSI) ternyata pernah berupaya keras untuk menarik Presiden Joko Widodo (Jokowi) dan keluarganya bergabung, demi mendongkrak elektabilitas partai.
Menurut pengakuan salah satu pendiri PSI, Jeffrie Geovanie, menjelang Pemilu 2024, elektabilitas PSI sangat memprihatinkan, hanya berkisar 0,2-0,5 persen. Padahal pada Pemilu 2019, PSI berhasil meraih 1,89 persen suara, namun masih jauh dari ambang batas parlemen sebesar 4 persen.
Jeffrie mengungkapkan bahwa ia meminta Grace Natalie untuk merayu Jokowi dengan sungguh-sungguh, bahkan jika perlu sampai menangis. Alasan di balik upaya ini adalah kecintaan PSI terhadap Jokowi. Selain Grace, Raja Juli Antoni juga ditugaskan mendekati Kaesang Pangarep, putra bungsu Jokowi.
Antoni sempat menghubungi Kaesang melalui WhatsApp pada Maret 2023, namun pesannya hanya dibaca tanpa balasan. Jeffrie berpendapat bahwa tanpa keterlibatan Jokowi atau keluarganya, PSI terancam bubar.
Usaha keras PSI akhirnya membuahkan hasil pada September 2023, ketika Kaesang bergabung dengan partai. Bahkan, hanya tiga hari setelah bergabung, Kaesang langsung didaulat menjadi ketua umum, menggantikan Giring Ganesha. Meskipun elektabilitas PSI naik menjadi 2,8 persen, partai ini tetap gagal menembus parlemen.
Pada Kongres PSI tahun ini, Kaesang kembali terpilih sebagai Ketua Umum untuk periode 2025-2030, dengan meraih 65,28 persen suara dari anggota yang menggunakan hak pilihnya. Kompetitor terdekatnya, Ronald Aristone Sinaga, meraih 22,23 persen suara, disusul Agus Mulyono Herlambang dengan 12,49 persen suara.