Film "Sore: Istri dari Masa Depan" tengah menjadi perbincangan hangat. Reaksi penonton beragam, mulai dari yang terharu hingga merasa termotivasi. Namun, ada satu pendapat menarik yang mencuat: film ini lebih tepat dikategorikan sebagai horor daripada drama romantis. Mengapa demikian?
Horor Pengulangan Maut
Film ini berkisah tentang Sore, seorang istri dari masa depan yang kembali ke masa lalu untuk mengubah kebiasaan buruk Jonathan, calon suaminya. Setiap kali gagal, Sore kembali ke titik awal, mengulang waktu dengan segala kenangan yang ia miliki. Sementara Jonathan selalu menjadi sosok yang baru, tidak mengingat apa pun dari pengulangan sebelumnya.
Di sinilah letak kengeriannya. Bayangkan betapa melelahkannya menjadi Sore. Ia harus mengulang hidupnya berkali-kali demi orang yang keras kepala, padahal semua yang ia lakukan adalah demi kebaikan Jonathan di masa depan. Lebih dari itu, setiap kegagalan berujung pada kematian Sore. Ia benar-benar mati berkali-kali.
Lebih dari Sekadar Romantisme
Banyak penonton yang terpukau dengan kesabaran dan pengorbanan Sore. Mereka meromantisasi sosok istri ideal yang rela melakukan apa saja demi pasangannya. Namun, romantisme ini bisa menjadi berbahaya jika tidak diimbangi dengan kesadaran bahwa hubungan membutuhkan keterlibatan dari kedua belah pihak.
Sore bisa saja berusaha sekuat tenaga, tetapi jika Jonathan tidak memiliki keinginan untuk berubah, semua usahanya akan sia-sia. Akan sangat "horor" jika beban perubahan hanya ditanggung oleh satu pihak saja.
Bukan Tugas Perempuan Mengubah Laki-Laki
Inti dari film ini bukanlah tentang bagaimana seorang perempuan harus mengubah laki-laki. Perubahan sejati harus datang dari dalam diri sendiri. Jonathan akhirnya berubah bukan karena Sore terus-menerus memaksanya, tetapi karena ia sendiri sadar akan pentingnya hidup lebih baik.
Sore menyadari bahwa keputusan hidup orang lain bukanlah tanggung jawabnya. Ia hanya bisa memberikan dukungan, bukan mengendalikan.
Jangan terpaku pada romantisme Sore. Sadari bahwa bukan tugas kita untuk mengubah orang lain. Perubahan harus datang dari niat diri sendiri. Di ujung film, Sore menyadarinya. Dan apa yang lebih mengerikan dari hidup dalam penyesalan?