Epilepsi: Memahami Lebih Dalam dan Menghapus Stigma

Epilepsi, atau ayan, adalah kondisi neurologis kronis yang ditandai dengan kejang berulang akibat aktivitas listrik abnormal di otak. Sayangnya, stigma negatif yang melekat pada penyakit ini sering kali menghalangi pasien untuk mencari pertolongan medis.

Epilepsi bukanlah kutukan atau gangguan jiwa. Dengan diagnosis dan penanganan yang tepat, banyak pasien dapat menjalani kehidupan yang normal dan produktif. Gangguan ini memengaruhi sistem saraf pusat, menyebabkan aktivitas otak yang tidak terkendali, yang dapat memicu kejang, sensasi aneh, atau bahkan kehilangan kesadaran. Gejala epilepsi bisa bervariasi, mulai dari melamun tiba-tiba, gerakan aneh yang berulang, hingga kehilangan kesadaran sesaat.

Kurangnya pemahaman masyarakat menyebabkan pasien epilepsi sering kali dikucilkan, bahkan oleh keluarga mereka sendiri. Ketakutan akan kejang yang tiba-tiba membuat mereka cemas untuk beraktivitas normal, seperti menggunakan transportasi umum, bekerja, atau bersekolah. Kondisi ini dapat menyebabkan isolasi sosial dan kesulitan dalam pekerjaan.

Diagnosis epilepsi memerlukan pemeriksaan teliti, dibantu dengan elektroensefalografi (EEG). EEG adalah alat penting untuk merekam aktivitas listrik otak dan mengidentifikasi pola-pola yang mengindikasikan epilepsi.

Di Indonesia, diperkirakan lebih dari satu juta orang hidup dengan epilepsi. Sayangnya, banyak dari mereka belum mendapatkan diagnosis yang tepat atau menyadari bahwa mereka memiliki gangguan saraf yang dapat diobati. Akibatnya, pasien epilepsi sering kali tidak tertangani dengan baik dan justru mencari pengobatan tradisional yang tidak tepat, yang dapat memperburuk kondisi mereka.

Keterbatasan akses terhadap layanan kesehatan neurologis, terutama di daerah terpencil, menjadi tantangan tersendiri. Ketersediaan fasilitas EEG masih sangat terbatas, umumnya hanya tersedia di rumah sakit tipe A atau B, dan sebagian tipe C. Jumlah dokter spesialis saraf (neurolog) juga masih minim dan penyebarannya tidak merata di seluruh Indonesia.

Penting untuk meningkatkan kesadaran masyarakat tentang epilepsi, menghilangkan stigma, dan memastikan akses yang lebih baik terhadap diagnosis dan pengobatan yang tepat. Dengan demikian, kualitas hidup pasien epilepsi dapat ditingkatkan secara signifikan.

Scroll to Top