Jakarta – Sebuah laporan mengejutkan muncul dari Gaza, menyebutkan bahwa tentara Israel diduga menargetkan anak-anak dengan pola tembakan yang mengerikan. Seorang dokter yang bertugas di Rumah Sakit Nasser, Khan Younis, mengungkapkan adanya pola luka yang berbeda pada korban luka tembak setiap harinya.
Menurutnya, pada hari tertentu, sebagian besar korban mengalami luka tembak di perut. Di hari lain, target berubah menjadi kepala atau leher. Pada hari berikutnya, luka tembak ditemukan di lengan atau kaki. Pola ini menimbulkan kecurigaan bahwa penembakan tersebut dilakukan secara sengaja dengan target yang bervariasi.
Distribusi bantuan kemanusiaan yang dikelola oleh Yayasan Kemanusiaan Gaza disebut sebagai "jebakan maut". Mayoritas korban adalah anak laki-laki yang mencari makanan di lokasi yang dijaga ketat oleh kontraktor swasta dan tentara Israel.
Sejak Mei, ratusan warga Palestina yang kelaparan tewas akibat tembakan di lokasi tersebut. Salah satu kisah tragis adalah seorang anak laki-laki berusia 12 tahun yang meninggal di meja operasi akibat luka tembak di dada.
Dokter tersebut mendeskripsikan aksi penembakan ini seolah-olah menjadi "permainan" bagi pelaku. Ia mengatakan para penembak seakan memutuskan bagian tubuh mana yang akan ditembak setiap harinya.
Kondisi malnutrisi yang parah di antara pasien anak juga memperburuk keadaan. Kekurangan gizi menghambat kemampuan mereka untuk pulih dari luka, menyebabkan infeksi serius dan kematian. Banyak pasien meninggal bukan hanya karena luka tembak, tetapi juga karena kekurangan makanan yang diperlukan untuk pemulihan.