Tragedi Kebakaran Bukit Duri: Kisah Pilu Kehilangan dan Harapan

Kebakaran hebat melanda kawasan padat penduduk di Bukit Duri, Tebet, Jakarta Selatan, meninggalkan duka mendalam bagi banyak keluarga. Empat anak menjadi korban jiwa dalam peristiwa tragis ini, menyisakan luka yang sulit terobati.

Pada Sabtu, 19 Juli 2025, kobaran api melalap rumah-rumah di Jalan Kutilang 28, RW 02. Puluhan petugas pemadam kebakaran berjibaku memadamkan api, namun nyawa empat bocah tak dapat diselamatkan. Akses jalan yang sempit menjadi kendala utama dalam upaya evakuasi.

Di balik kobaran api, terkuak kisah pilu seorang ayah bernama Rasul (33). Ia kehilangan dua putri tercintanya yang berusia 7 dan 4 tahun. Saat kejadian, Rasul tengah bekerja sebagai sopir angkot. Mendengar kabar kebakaran, ia bergegas pulang, namun api sudah terlalu besar.

"Rumah kebakaran, anak masih di dalam," ucap Rasul dengan nada pilu, mengenang ucapan istrinya. Ia tak kuasa menembus kobaran api untuk menyelamatkan kedua buah hatinya.

Istri Rasul, Novi (28), mencoba menyelamatkan diri bersama anak-anaknya. Terjebak di lantai dua, satu-satunya jalan keluar adalah melompat dari jendela. Dengan keberanian yang luar biasa, Novi meloncat sambil memeluk bayinya yang berusia 3 bulan. Dua anaknya yang lain menolak melompat karena ketakutan.

"Takut," kata Novi menirukan ucapan anak-anaknya.

Novi berhasil selamat bersama bayinya, namun ia tak mampu menyelamatkan kedua putrinya yang terjebak dalam kobaran api.

Pemerintah Provinsi DKI Jakarta bergerak cepat memberikan bantuan kepada para korban kebakaran. Wakil Gubernur Jakarta, Rano Karno, menjanjikan santunan bagi keluarga korban jiwa dan renovasi rumah yang rusak.

"Keluarga yang mengalami musibah akan kita berikan santunan," ujar Rano saat meninjau lokasi kebakaran.

Selain itu, Pemprov DKI juga siap menyediakan rumah susun bagi para korban yang ingin relokasi. Bantuan logistik, perlengkapan sekolah, dan makanan siap saji juga disalurkan untuk meringankan beban para korban.

Tragedi kebakaran di Bukit Duri menjadi pengingat akan pentingnya kewaspadaan terhadap bahaya kebakaran. Di balik duka yang mendalam, hadir pula harapan akan uluran tangan dan pemulihan bagi para korban.

Scroll to Top