Kenaikan harga saham PT Triputra Agro Persada Tbk (TAPG), perusahaan perkebunan sawit milik TP Rachmat, menjadi sorotan. Manajemen TAPG menyatakan bahwa mereka tidak mengetahui adanya informasi material spesifik yang secara langsung memengaruhi pergerakan saham tersebut.
Dalam keterangannya kepada Bursa Efek Indonesia, perusahaan menegaskan tidak ada aktivitas khusus dari pemegang saham tertentu maupun rencana aksi korporasi dalam waktu dekat.
Namun, TAPG mengindikasikan bahwa performa positif sahamnya kemungkinan besar dipicu oleh beberapa faktor eksternal yang menguntungkan. Salah satunya adalah lonjakan harga CPO (Crude Palm Oil) berjangka di Malaysia, yang mencapai level tertinggi sejak April 2025, yaitu RM4.225 per ton. Peningkatan ekspor CPO dari Indonesia, yang mencapai US$2,19 miliar pada bulan Maret, juga turut berperan.
Selain itu, TAPG juga menyoroti perkembangan positif terkait perjanjian Indonesia–EU CEPA (Comprehensive Economic Partnership Agreement), yang diharapkan dapat menghapus bea masuk hingga 80% untuk komoditas ekspor Indonesia. Penurunan tarif CPO Indonesia ke Amerika Serikat, dari 32% menjadi 19%, juga memberikan sentimen positif bagi kinerja perusahaan.
Manajemen TAPG memprediksi bahwa harga CPO berjangka akan tetap stabil di level tinggi, sekitar RM4.100 per ton. Prospek ini didukung oleh tingginya permintaan global dan implementasi program biodiesel yang berkelanjutan.