GARUT, KOMPAS.TV – Pesta pernikahan meriah Maula Akbar, putra Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi, dengan Wakil Bupati Garut, Luthfianisa Putri Karlina, berubah menjadi duka mendalam. Tiga orang dilaporkan meninggal dunia akibat insiden dalam acara tersebut.
Menanggapi kejadian tragis ini, Putri dan Maula menyatakan kesiapan mereka untuk menjalani pemeriksaan oleh pihak kepolisian. "Polisi akan memeriksa segalanya, termasuk saya," ujar Putri, menegaskan komitmennya untuk kooperatif dalam proses investigasi.
Putri meyakini bahwa panitia dan semua pihak terkait telah berupaya maksimal dalam mempersiapkan acara pernikahan mereka. "Namun, takdir berkata lain, dan kami harus menghadapinya dengan penuh tanggung jawab," ungkapnya, seraya menambahkan bahwa ia menyerahkan sepenuhnya penanganan insiden ini kepada pihak berwajib. "Saya siap bertanggung jawab penuh jika ada prosedur yang harus dijalani," tegasnya.
Maula Akbar juga menyampaikan kesediaannya untuk mengikuti semua prosedur hukum yang berlaku. "Tadi malam sudah dilakukan pemeriksaan oleh Polres Garut, disaksikan langsung oleh Kapolda Jawa Barat, mengenai kejadian di lapangan," jelasnya.
Menanggapi isu mengenai pembagian makan gratis yang menjadi penyebab kericuhan, Maula membantah tudingan tersebut. Ia menjelaskan bahwa makanan yang diberikan kepada masyarakat adalah bentuk empati kepada warga yang telah menunggu acara kesenian. "Niat kami hanya memberikan makanan kepada warga yang sudah berkumpul sejak siang, menunggu hiburan malam," tuturnya. "Daripada mereka hanya menunggu dan makanan masih banyak, lebih baik kami berikan kepada mereka."
Insiden tragis ini terjadi pada Jumat, 18 Juli 2025, di Gerbang Barat Alun-alun Garut, Jawa Barat, saat resepsi pernikahan Maula Akbar dan Putri Karlina. Tiga orang meninggal dunia akibat berdesakan saat berusaha mendapatkan makanan.