Israel Gempur Deir al-Balah, Gaza: Sandera Jadi Alasan Utama

Jakarta – Intensifikasi konflik di Gaza terus berlanjut. Tank-tank Israel dilaporkan memasuki distrik selatan dan timur Deir al-Balah untuk pertama kalinya, menyebabkan setidaknya tiga warga Palestina kehilangan nyawa.

Militer Israel meyakini bahwa area tersebut mungkin menjadi tempat para sandera ditahan oleh Hamas. Deir al-Balah sendiri dipadati oleh pengungsi Palestina akibat perang yang sudah berlangsung lebih dari 21 bulan. Banyak di antara mereka yang kembali mengungsi ke arah barat atau selatan setelah Israel mengeluarkan perintah evakuasi, mengklaim bertujuan menghancurkan infrastruktur dan kemampuan kelompok militan Hamas.

Serangan tank menghantam rumah-rumah dan masjid, menyebabkan jatuhnya korban jiwa dan luka-luka. Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) mengecam serangan tersebut, menyebutkan bahwa dua wisma PBB juga terkena imbasnya meskipun koordinat lokasi telah diinformasikan. Juru bicara PBB menekankan pentingnya perlindungan lokasi-lokasi sipil, terlepas dari perintah evakuasi yang dikeluarkan.

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) juga melaporkan bahwa tempat tinggal staf dan gudang utamanya di Deir al-Balah terkena serangan. Beberapa staf WHO sempat ditahan oleh militer Israel, namun sebagian besar telah dibebaskan.

Di Khan Younis, serangan udara Israel menewaskan lima orang, termasuk pasangan suami istri dan dua anak mereka yang sedang berada di dalam tenda. Kementerian Kesehatan Gaza melaporkan bahwa setidaknya 130 warga Palestina tewas dan lebih dari 1.000 terluka dalam 24 jam terakhir akibat serangan Israel.

Alasan utama operasi militer di Deir al-Balah adalah dugaan bahwa Hamas menahan sandera di area tersebut. Diyakini sekitar 20 dari 50 sandera yang tersisa di Gaza masih hidup. Keluarga para sandera mengungkapkan kekhawatiran mendalam dan menuntut penjelasan dari pemerintah Israel mengenai langkah-langkah perlindungan bagi kerabat mereka.

Sementara itu, pejabat kesehatan Gaza memperingatkan potensi "kematian massal" akibat kelaparan. Kementerian Kesehatan yang dikuasai Hamas melaporkan bahwa setidaknya 19 orang telah meninggal dunia akibat kelaparan sejak beberapa hari terakhir.

Scroll to Top