Gelombang kecaman internasional terhadap operasi militer Israel di Gaza semakin deras. Sebuah koalisi yang terdiri dari 28 negara, termasuk kekuatan dunia seperti Jepang, Inggris, Prancis, dan Kanada, menyerukan penghentian segera konflik yang telah menyebabkan penderitaan mendalam bagi warga Palestina.
Dalam pernyataan bersama, kelompok negara ini mengutuk keras aksi kekerasan yang menewaskan ratusan warga sipil Palestina, khususnya insiden tragis di dekat lokasi pembagian bantuan makanan. Mereka mengecam model penyaluran bantuan yang diterapkan oleh pemerintah Israel, yang dinilai berbahaya, memicu ketidakstabilan, dan merendahkan martabat warga Gaza. Lebih dari 800 warga sipil dilaporkan tewas saat berusaha mendapatkan bantuan. Mayoritas korban berada di sekitar lokasi Yayasan Kemanusiaan Gaza (GHF), sebuah organisasi yang didukung oleh Amerika Serikat dan Israel untuk mengambil alih distribusi bantuan dari jaringan yang dipimpin PBB.
Seruan untuk mengakhiri perang dan memperbaiki pengiriman bantuan datang dari negara-negara yang secara tradisional merupakan sekutu dekat Israel, termasuk anggota aliansi intelijen Five Eyes seperti Kanada, Australia, dan Selandia Baru.
Menanggapi kecaman internasional, Kementerian Luar Negeri Israel mengeluarkan pernyataan yang menyebutnya ‘tidak sesuai dengan kenyataan’ dan berpotensi mengirimkan pesan yang salah kepada Hamas. Israel berpendapat bahwa pernyataan tersebut gagal memfokuskan tekanan pada Hamas dan mengabaikan tanggung jawab kelompok tersebut atas situasi yang terjadi.
Menteri Luar Negeri Israel Gideon Saar mengungkapkan bahwa ia telah berbicara dengan Menteri Luar Negeri Inggris David Lammy mengenai isu-isu regional, termasuk situasi di Gaza. Saar menyalahkan Hamas atas penderitaan penduduk dan berlanjutnya konflik.
Sementara itu, Duta Besar AS untuk Israel, Mike Huckabee, menyebut pernyataan tersebut ‘menjijikkan’ dan menilai bahwa menyalahkan Israel adalah tindakan yang tidak rasional, mengingat penolakan Hamas terhadap semua usulan untuk mengakhiri perang.