Kota Gaza kembali menjadi sasaran serangan udara Israel pada Senin, 21 Juli 2025, memicu kobaran api dan asap tebal. Serangan ini menandai eskalasi signifikan, dengan pasukan Israel untuk pertama kalinya memasuki pusat kota Gaza, tempat banyak organisasi kemanusiaan beroperasi. Aksi ini diduga sebagai upaya untuk memisahkan wilayah Palestina melalui pembentukan koridor militer.
Puluhan ribu warga sipil mencari perlindungan di Deir al-Balah akibat gelombang pengungsian yang berulang di Gaza. Data PBB menunjukkan bahwa hampir 88% wilayah Gaza kini berada di bawah perintah evakuasi atau ditetapkan sebagai zona militer oleh Israel. Kondisi ini memaksa 2,1 juta warga sipil berdesakan di hanya 12% wilayah Jalur Gaza yang terfragmentasi, dimana layanan vital tidak berfungsi.
Israel mengklaim bahwa penguasaan wilayah Gaza bertujuan untuk menekan Hamas agar membebaskan sandera. Namun, strategi ini menjadi poin utama perselisihan dalam negosiasi gencatan senjata yang sedang berlangsung.
Deir al-Balah, satu-satunya kota di Gaza yang belum mengalami operasi darat besar-besaran atau kehancuran luas selama 21 bulan terakhir, menimbulkan spekulasi bahwa Hamas menahan sejumlah besar sandera di sana. Kelompok yang mewakili keluarga sandera menyampaikan kekhawatiran mendalam atas serangan tersebut dan menuntut penjelasan dari pemerintah Israel.
Sementara itu, badan pangan PBB menuduh pasukan Israel menembaki kerumunan warga Palestina yang sedang mengantre bantuan kemanusiaan pada akhir pekan. Kementerian Kesehatan Gaza menggambarkan insiden tersebut sebagai salah satu serangan paling mematikan terhadap warga sipil yang mencari bantuan, memperburuk kondisi kelaparan di wilayah tersebut.
Kecaman internasional terhadap tindakan Israel semakin meningkat. Inggris, Perancis, dan 23 negara sekutu Barat lainnya mengeluarkan pernyataan bersama yang mendesak pengakhiran segera konflik di Gaza. Mereka mengkritik pembatasan bantuan kemanusiaan oleh Israel dan menyerukan pembebasan 50 sandera yang masih ditahan di Gaza.
Ledakan dan kepulan asap terlihat oleh wartawan dari berbagai bagian kota yang diperintahkan untuk dievakuasi pada hari Minggu. Pejabat militer Israel mengonfirmasi bahwa ini adalah pertama kalinya pasukan darat beroperasi di wilayah tersebut.